Pendakian ilegal tiga pemuda di Gunung Merapi berakhir tragis. Dengan perlengkapan yang jauh dari memadai, bahkan salah satunya hanya mengenakan sandal jepit dan membawa sebuah tumbler, mereka nekat mendaki gunung api aktif di Yogyakarta itu
Ketiga pendaki itu bernama Aldo Oktawijaya (22), Farhan, dan Panji Rizky. Mereka memulai pendakian melalui kawasan Kalitalang pada Sabtu (20/12/2025) dini hari. Jalur itu bukan jalur pendakian resmi.
Medan ekstrem dan keterbatasan perlengkapan kemudian membuat pendakian berubah menjadi situasi darurat.
Di tengah perjalanan turun, Farhan berhasil mencapai permukiman warga untuk meminta pertolongan. Dari keterangannya, diketahui dua rekannya, Aldo dan Panji Rizky, terpisah dan hilang di kawasan Gunung Merapi.
Tim SAR gabungan pun langsung dikerahkan untuk melakukan pencarian. Dalam operasi tersebut, Panji Rizky berhasil ditemukan lebih dulu dalam kondisi lemah dan segera dievakuasi ke puskesmas.
Sementara itu, Aldo ditemukan beberapa hari kemudian dalam kondisi meninggal dunia di sebuah jurang yang sulit dijangkau.
Pusdalops BPBD Kabupaten Klaten, Indiarto, menyebut persiapan ketiga pendaki sangat tidak masuk akal untuk mendaki gunung sekelas Merapi.
“Kami temukan fakta bahwa persiapan dan perlengkapan mereka sangat tidak memadai. Bahkan ada yang hanya memakai sandal jepit, membawa satu tumbler, dan tas kecil,” ujar Indiarto kepada infoJateng, Kamis (25/12/2025).
Indiarto menjelaskan setelah mencapai area sekitar Pasar Bubrah dekat puncak, ketiganya memutuskan turun melalui jalur Sapu Angin.
Namun, di sekitar pos 2 dekat panel surya, Panji Rizky mengalami kelelahan dan tertinggal. Farhan dan Aldo kemudian berusaha turun untuk meminta bantuan.
“Keduanya justru tidak melewati jalur normal. Mereka mengambil arah ke kiri hingga sekitar gua Jepang. Di lokasi itu, Farhan terjatuh dengan kedalaman sekitar 15 hingga 20 meter, lalu terpisah dari Aldo. Farhan akhirnya berhasil mencapai perkampungan,” kata Indiarto.
Pencarian terhadap Aldo dan Panji Rizky dilakukan sejak Minggu (21/12) dengan melibatkan puluhan personel SAR gabungan. Tantangan berat dihadapi tim, mulai dari hujan deras hingga badai.
“Panji Rizky berhasil ditemukan pada Senin (22/12) dalam kondisi lemah. Operasi dilanjutkan untuk mencari Aldo dengan mengerahkan hingga 20 SRU serta drone SAR dari Klaten dan Bantul,” kata Indiarto.
Koordinator Organisasi Pengurangan Risiko Bencana (OPRB) Desa Tegalmulyo, Subur, menyebut jalur yang dilalui para pendaki bukan jalur pendakian dan jarang dijamah manusia.
“Lokasi temuan jenazah Aldo adalah area terakhir yang belum sempat disisir karena medan sangat sulit,” ujarnya.
Kapolsek Kemalang AKP Sarwoko memastikan Aldo Oktawijaya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Rabu (24/12/2025) sekitar pukul 14.30 WIB. Jenazah kemudian dievakuasi ke RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro, Tegalyoso, untuk proses pemulasaraan.
***
Selengkapnya klik di





