Gubernur Bali Ancam Sanksi Produsen Air Minum Plastik Kemasan

Posted on

Demi menjaga kelestarian alam Bali, Guburner Bali Wayan Koster bakal sanksi tegas kepada produsen air minum dalam kemasan (AMDK) yang tidak mau ikut aturan.

Koster menyatakan siap menghadapi produsen air minum dalam kemasan (AMDK) yang tidak mematuhi kebijakan pelarangan botol plastik berukuran di bawah satu liter.

“Jangan rewel kalau dilarang botol di bawah satu liter. Kalau ngotot, saya hadapi. Izinnya tidak saya beri,” tegas Koster dalam acara penandatanganan kerja sama lingkungan yang melibatkan Hatten Wines, PT Bersih Dari Sampah, Komunitas Malu Dong, dan PT Nusa Solar, Senin (21/4/2025).

Dikutip dari infoBali, Selasa (22/4) Koster menegaskan larangan AMDK plastik kemasan di bawah satu liter bukan semata-mata kepentingan untuk pemerintah daerah. Melainkan kebutuhan bersama dalam menjaga kelestarian alam Bali demi kehidupan masyarakat yang sehat.

Gubernur Bali dua periode itu menargetkan program Bali Bersih dapat berjalan maksimal dalam dua tahun dan akan dievaluasi setiap akhir tahun. Ia juga akan terus mendorong dan memotivasi masyarakat untuk segera menjalankan Gerakan Bali Bersih Sampah secara konsisten.

“Pemerintah pusat sangat mendukung dan kita harus berhasil. Paling lambat dua tahun sudah berhasil. Saya akan pantau akhir tahun ini seperti apa hasilnya. Di lapangan sejauh ini saya lihat cukup bagus,” terang Koster.

Pria asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng, itu mengungkapkan larangan AMDK plastik kemasan di bawah satu liter harus dilihat sebagai peluang, bukan menjadi beban. Menurutnya, pelarangan ini juga berpotensi memunculkan peluang usaha baru.

Koster juga menyoroti ketimpangan antara pelaku usaha berkemasan plastik dengan komunitas atau sukarelawan sampah seperti Komunitas Malu Dong. Pelaku usaha berkemasan plastik mampu meraup untung yang besar. Sementara, komunitas atau sukarelawan sampah mesti bekerja tanpa pamrih membersihkan lingkungan.

“Kan kasihan, yang dapat untung banyak tenang-tenang saja. Komunitas seperti Malu Dong kerja bersihin terus, nggak dapat duit. Sementara di situ (pengusaha) sibuk cari untung. Kan nggak adil,” ujar Koster.

Oleh sebab itu, Koster mengajak seluruh unsur masyarakat untuk mendukung dan terlibat aktif dalam gerakan pengelolaan sampah berbasis sumber. Gerakan ini sebagai upaya kolektif untuk menjaga masa depan Bali.

“Kalau Bali rusak, semua akan rugi. Harusnya ini jadi gerakan bersama-semua unsur masyarakat. Jangan malah ada yang ngomporin orang untuk melawan aturan,” tegas Koster.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *