Paus Fransiskus Meminta Dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore

Posted on

Sebelum meninggal, Paus Fransiskus menyampaikan permintaan soal pemakaman. Dengan peti kayu dan di luar Vatikan.

Dikutip dari BBC, Selasa (22/4/2025), Paus Fransiskus, yang meninggal pada usia 88 tahun, meminta untuk dimakamkan Basilika Santa Maria Maggiore, salah satu dari empat basilika kepausan di Roma. Dalam tradisi panjang Gereja Katolik, para Paus sebelumnya dimakamkan di Vatikan.

Basilika Santa Maria Maggiore berada di antara Piazza dell’Esquilino dan Piazza di Santa Maria Maggiore dan merupakan salah satu gereja Katolik terbesar di dunia. Basilika itu mudah dijangkau dengan berjalan kaki dari Stasiun Termini maupun Colosseum.

Basilika itu didirikan pada abad V, tepatnya pada masa Paus Sixtus III. Kala itu, Paus Sixtus III memerintahkan pendirian gereja tersebut untuk menghormati Perawan Maria. Basilika itu memiliki arsitektur bergaya campuran, termasuk Roma Kuno dan gaya Renaissance, dengan beberapa dekorasi dari abad ke-18. Di dalamnya terdapat langit-langit yang megah dengan mosaik abad ke-5 yang masih terpelihara dengan baik, yang menggambarkan cerita kelahiran Kristus.

Paus Fransiskus memiliki hubungan yang sangat kuat dengan basilika ini. Ia kerap berdoa di sana, baik sebelum maupun setelah perjalanan luar negeri. Ia juga memiliki afeksi pribadi yang mendalam terhadap basilika ini, yang berperan dalam keputusan Paus untuk dimakamkan di sana, bukan di Basilika Santo Petrus, sebagai langkah untuk menandai perbedaan dalam warisannya.

Paus Fransiskus telah mengungkapkan keinginan untuk dimakamkan di sana sejak Desember 2023.

“Saya ingin dimakamkan di Santa Maria Maggiore, karena itu adalah pengabdian saya yang besar,” ujar Paus Fransiskus kala itu.

Keputusan itu menempatkan Paus Fransiskus sebagai Paus pertama sejak Leo XIII, yang meninggal pada tahun 1903, yang tidak dimakamkan di Basilika Santo Petrus. Sejak zaman tersebut, lebih dari 90 Paus lainnya dimakamkan di sana, menjadikan keputusan Paus Fransiskus sebagai langkah yang sangat luar biasa.

Selain permintaannya untuk dimakamkan di luar Vatikan, Paus Fransiskus juga meminta agar jenazahnya dimakamkan dengan peti kayu sederhana, sebuah simbol kesederhanaan yang selalu menjadi bagian dari ajaran dan hidupnya. Meskipun sebagian besar Paus dimakamkan dalam peti yang lebih mewah, Paus Fransiskus memilih untuk tetap hidup dan meninggal dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai kerendahan hati yang dia pegang teguh selama masa kepemimpinannya.

Dengan langkah ini, Paus Fransiskus tidak hanya mengingatkan dunia tentang pentingnya kesederhanaan, tetapi juga meninggalkan warisan kuat tentang pentingnya mengutamakan kedekatan dengan umat dan warisan spiritual yang lebih mendalam. Maka, meskipun ia tidak lagi memimpin Gereja, keputusannya akan tetap dikenang sebagai bagian dari warisan kebijaksanaan dan keteladanan yang luar biasa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *