Dampak Kebijakan Impor Trump pada Industri Aviasi

Posted on

Kebijakan impor yang dikeluarkan oleh Presiden Donald Trump berdampak pada berbagai sektor, salah satunya sektor aviasi. Bos Ryanair, Michael O’Leary, mengeluhkan situasi tersebut.

Ryanair dijadwalkan akan menerima kurang lebih 25 pesawat baru dari Boeing mulai Agustus nanti. Namun, pesawat-pesawat itu bisa saja ditunda kedatangannya karena biaya jadi lebih mahal akibat tarif impor yang baru diberlakukan oleh Donald Trump.

O’Leary menyebut kedatangan pesawat-pesawat itu baru benar-benar dibutuhkan sekitar Maret atau April 2026.

“Mungkin kita akan tunda saja dulu sambil berharap akal sehat menang,” ujarnya dikutip dari The Independent, Rabu (23/4/2025).

Masalahnya, tarif baru itu cukup berat, Pemerintah Amerika Serikat mengenakan pajak impor sebesar 10% untuk pesawat dan suku cadangnya. Sementara itu, baja dan aluminium adalah dua bahan utama dalam pembuatan pesawat dikenai tarif hingga 25%.

Hal itu tentu bikin biaya produksi melonjak, apalagi karena industri pesawat sangat bergantung pada rantai pasokan dari seluruh dunia. O’Leary memperkirakan bakal muncul tarik-ulur soal siapa yang harus menanggung biaya tambahan itu, maskapai atau produsen.

“Maskapai pasti maunya produsen yang bayar, tapi saya yakin produsen bakal balik menagih ke maskapai juga,” kata O’Leary.

Bukan cuma Ryanair yang resah. CEO Delta Air Lines, Ed Bastian, juga bilang pihaknya lebih memilih menunda pembelian dari Airbus daripada harus membayar tarif mahal. Delta seharusnya menerima 10 pesawat besar dari Eropa tahun ini, dan tambahan biaya karena tarif bisa tembus USD 150 juta (Rp 2,4 triliun).

Menurut analis dari Cirium, tarif 10% itu sudah cukup bikin dampak besar untuk industri penerbangan. Sementara seorang eksekutif di sektor dirgantara menyebutkan, masih banyak pertanyaan soal bagaimana tarif itu akan diterapkan tapi pada akhirnya, penumpang lah yang kemungkinan besar bakal kena imbasnya.

Situasi tersebut juga bikin beberapa maskapai waspada. Frontier Group dan Delta sama-sama menarik kembali proyeksi keuangan tahunan mereka, karena ketidakpastian pasar dan menurunnya minat bepergian.

Data terbaru bahkan menunjukkan, sejak Trump kembali terpilih, jumlah wisatawan dari Eropa ke Amerika Serikat turun 17% pada Maret 2025.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *