Kondisi Nepal saat ini tak ramah untuk berwisata karena demonstran tak hanya membakar gedung parlemen saja. Namun juga menyasar ke gedung-gedung lain, hotel hingga rumah politikus.
Wisatawan yang sebelumnya menikmati Kathmandu, Nepal harus menggigit jari karena terjebak dalam kerusuhan yang membuat mereka harus dievakuasi. Seperti yang dialami turis dari India ini.

Dilansir dari Telegraph India, Kamis (11/9/2025) Pritha Soni, seorang warga Kalkuta yang sedang ‘girls trip’ ke Kathmandu sedang duduk di sebuah restoran bersama temannya, Sanyukta, pada hari Senin setelah kunjungan mereka ke Kuil Pashupatinath harus dibatalkan. Mereka juga diberitahu bahwa jam malam telah diberlakukan.
“Kami berencana pergi ke Kuil Pashupatinath pada hari Senin untuk aarti pukul 17.00. Namun sekitar pukul 15.30, kami mendengar bahwa para pengunjuk rasa telah menyerang Parlemen Nepal,” ujar Pritha.
Mereka pun berjalan ke hotel Holiday Inn Resort di kawasan Budhanilkantha, yang hanya berjarak 10 menit saja. Suasana jalanan sangat sepi, toko-toko semuanya tutup. Mereka pun mempercepat langkah kaki.
“Semua toko tutup dan tidak ada seorang pun di jalan kecuali kami. Tidak ada kendaraan di jalan. Kami takut. Biasanya ada taksi online, tapi tidak ada. Hotelnya hanya 10 menit jalan kaki, dan kami berjalan secepat mungkin,” kenang Pritha.
Kedua perempuan itu mengira mereka akan aman di hotel, seperti kebanyakan turis. Namun, mereka mendapati bahwa hotel juga tidak aman karena milik seorang menteri.
“Pada Selasa pagi, kami mendapat telepon di kamar kami dari pihak berwenang hotel. Mereka mengatakan kami harus mengungsi karena properti itu bisa dirusak karena pemiliknya adalah seorang menteri. Saat itu kami sudah tahu bahwa Hilton Kathmandu telah dibakar,” kata Pritha.
Hotel menyediakan mobil dan mengantar mereka ke Lemon Tree Premier di dekatnya, juga di daerah Budhanilkantha. Antara pukul 15.00 dan 18.00 pada hari Selasa, mereka mendengar suara tembakan terus menerus.
“Dari balkon kami, kami bisa melihat asap di mana-mana. Salah satu properti yang dibakar adalah rumah mantan Perdana Menteri,” kata Pritha.
Trip mereka ke Kathmandu dari tanggal 7-11 September berubah drastis dari seru-seruan menjadi mencekam setelah pemerintah Nepal ‘jatuh’ karena demonstrasi besar.
Menurut laporan, Rajyalaxmi Chitrakar, istri mantan Perdana Menteri Nepal Jhalanath Khanal, mengalami luka bakar serius pada hari Selasa setelah para pengunjuk rasa menjebaknya di rumah mereka dan membakarnya. Insiden itu terjadi di daerah Dallu, Kathmandu. Malam harinya, kedua sahabat itu mendengar bahwa Perdana Menteri KP Sharma Oli telah mengundurkan diri dan terjadi perayaan di jalanan.
“Suara tembakan berubah menjadi suara kembang api. Kami tidak bisa tidur semalaman karena ada suara kembang api, dan kami masih ketakutan. Bandara ditutup tanpa batas waktu,” kata Pritha.
Pada hari Rabu, mereka tidak keluar dari hotel. Dari balkon mereka, mereka dapat melihat asap dari dekat maupun jauh.
“Semuanya tenang, tetapi pihak hotel tidak mengizinkan kami keluar. Keluarga dan teman-teman kami sangat mendukung. Banyak dari mereka yang berbagi kontak mereka di Kathmandu untuk meminta bantuan,” kata Pritha.
Pada Rabu sore, mereka menerima pesan dari Air India bahwa penerbangan mereka pada hari Kamis akan beroperasi.
Tak hanya duo bestie ini saja yang ketakutan, keluarga mereka yang berada di Kalkuta juga khawatir dan selalu menghubungi mereka setiap jam.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
“Awalnya, kami pikir pemerintah akan melindungi para turis. Tetapi jika pemerintah runtuh, siapa yang akan melindungi siapa? Para pengunjuk rasa tidak membeda-bedakan antara penduduk lokal dan turis,” kata ayah Pritha, Manav Soni.
Kejadian mencekam juga dialami turis bernama , Nirdesh Aggarwal dari Madhya Pradesh, India. Dia mengabadikan kerusuhan dengan ponselnya di mana api menghanguskan toko-toko, kerumunan orang berdesakan di jalanan.
“Kami telah terjebak sejak kemarin (Selasa). Penjarahan meluas… agitasi yang penuh kekerasan, kami benar-benar terjebak,” kata Aggarwal.
Rajeev, salah satu turis yang terjebak, mengatakan keluarganya yang beranggotakan empat orang datang ke Kathmandu untuk mengunjungi kuil Pashupatinath.
“Kami bisa melihat api dari kamar hotel kami. Kami sangat ketakutan. Keluarga saya tidak punya harapan selain bergantung pada PM Narendra Modi untuk turun tangan dan membawa kami kembali ke India dengan selamat,” ungkapnya, dikutip dari India Express.
Di Galla Mandi, Chhatarpur, Nutan Kushwaha mondar-mandir dengan cemas, menunggu kabar dari putra, Pushpendra, menantu perempuan, dan cucu perempuannya yang telah berangkat 7 hari yang lalu ke Nepal.
“Kami hanya berhasil berbicara dengan mereka sekali, dengan susah payah,” ujarnya.
Angota keluarga berangkat pada 6 September, tiba di Pokhara pada pagi hari tanggal 7 September, dan tiba di Kathmandu pada 9 September. Menjelang pagi hari tanggal 10 September, liburan impian mereka berubah menjadi mimpi buruk.