Separah Ini Polusi di India, Bangunan Bersejarahnya Jadi Berkerak!

Posted on

Polusi udara bukan lagi hal baru di India. Makin lama makin parah, bangunan bersejarah India jadi korban. ‘Kerak hitam’ ditemukan pada dinding Red Fort, sebuah monumen era Mughal di ibu kota Delhi.

Para peneliti menemukan bahwa kerak itu terbentuk akibat interaksi kimia antara polutan dan dinding benteng batu pasir merah, seperti dikutip dari BBC pada Kamis (18/9/2025).

Tampilan bangunan tentu jadi rusak, kerak dengan ketebalan antara 0,05 mm dan 0,5 mm itu dapat merusak ukuran rumit dari bangunan bersejarah itu. Studi ini merupakan yang pertama dari jenisnya yang secara komprehensif mengkaji dampak polusi udara terhadap monumen abad ke-17 tersebut.

Tak sampai di situ, studi tentang Red Fort atau Benteng Merah diterbitkan dalam jurnal ilmiah akses terbuka dan telah melalui tinjauan sejawat, Heritage, pada bulan Juni. Penelitian dilakukan antara tahun 2021 dan 2023 oleh para peneliti di India dan Italia.

Seperti diketahui, India telah lama berjuang dengan polusi udara yang memburuk tiap tahun, bahkan paling tercemar di dunia. Delhi sering menjadi berita utama karena kualitas udaranya yang memburuk, terutama selama bulan-bulan musim dingin.

Pegiat lingkungan telah memperingatkan tentang dampak buruk polusi terhadap bangunan bersejarah di ibu kota dan beberapa negara bagian lainnya.

Ini bukan kali pertama bangunan jadi korban dari polusi udara. Pada tahun 2018, Mahkamah Agung menyatakan bahwa Taj Mahal-makam terkenal abad ke-17 yang dibangun dari marmer putih-telah menguning dan cokelat kehijauan akibat polusi udara dan air.

Para konservasionis mendesak pemerintah negara bagian Uttar Pradesh untuk mengambil langkah-langkah konservasi. Benteng Merah, yang dibangun oleh Kaisar Mughal Shah Jahan, merupakan salah satu monumen warisan paling ikonik di Delhi dan objek wisata yang populer.

Perdana Menteri pertama India, Jawaharlal Nehru, mengibarkan bendera nasional dari benteng tersebut pada 16 Agustus 1947, sehari setelah kemerdekaan dari Inggris dideklarasikan. Sejak saat itu, para perdana menteri telah menyampaikan pidato pada Hari Kemerdekaan dari benteng tersebut.

Para peneliti mempelajari data kualitas udara Delhi antara tahun 2021 dan 2023. Kemudian, mereka mengikis kerak hitam yang ditemukan di berbagai dinding benteng dan memeriksa komposisinya.

Mereka menemukan bahwa partikulat dan polutan lain di udara telah menyebabkan terbentuknya sedimen hitam di dinding benteng dan juga merusak elemen arsitektur lainnya seperti kubah, lengkungan, dan ukiran batu yang halus.

Para peneliti juga menemukan bukti adanya lepuhan dan pengelupasan pada dinding. “PM2.5 dan PM10 (jenis partikulat) secara luas dikenal sebagai kontributor signifikan terhadap pengotoran permukaan yang terpapar udara ambien. Fenomena ini terjadi ketika partikulat mengendap dan terakumulasi seiring waktu, yang menyebabkan perubahan warna dan penghitaman yang terlihat pada permukaan tersebut,” catat studi tersebut.

Studi ini merekomendasikan penerapan strategi konservasi yang tepat waktu untuk melindungi benteng.

“Pembentukan kerak hitam merupakan fenomena progresif yang biasanya dimulai dengan lapisan atau endapan hitam tipis, yang dapat dihilangkan, setidaknya pada tahap awal,” catat studi tersebut.

Disebutkan juga bahwa pelindung batu atau sealant dapat diaplikasikan pada area yang paling terdampak untuk memperlambat atau mencegah pembentukan kerak hitam.