Pengalaman Turis di Vatikan Saat Kepergian Paus Fransiskus

Posted on

Kepergian Paus Fransiskus memberikan pengalaman haru bagi turis yang berkunjung ke Vatikan dan Roma. Rasa kehilangan pun tak terbendung.

Para peziarah, turis, hingga warga lokal melebur di sekitar Vatikan. Sebagian datang untuk mengenang dan sebagian lagi ingin mengucapkan selamat tinggal.

Bagi pasangan asal Polandia yang tinggal di London, Violetta dan Pavel, mengatakan kepergian Paus terasa sangat pribadi. Mereka sudah merencanakan liburan itu sejak Januari tapi ketika mendengar kabar duka, mereka langsung mengubah rencana.

“Kami sangat sedih, kami hanya ingin berada di sini untuk melihatnya, walau hanya sekejap,” ujar Violetta dengan mata berkaca-kaca, dikutip dari Euronews, Jumat (25/4/2025).

Adapun seorang ibu dari Meksiko bernama Susana, ia sudah lebih dulu berada di Roma bersama keluarganya. Susana menceritakan pengalaman personalnya tentang Paus Fransiskus yang begitu ramah.

“Paus Fransiskus adalah sosok yang luar biasa. Ia membuka ruang bicara dalam Gereja untuk hal-hal yang dulu tak pernah disentuh. Ia membuat Gereja lebih dekat dengan umat,” ujar Susana.

Serupa dengan yang lainnya, turis dari Jerman bernama Bettina, menjelaskan ia dan keluarganya sudah lama merencanakan perjalanan itu. Meski tidak mengubah agendanya, mereka merasa waktu kunjungan kali ini ini jadi sangat bermakna.

“Kami sempat berkata, ‘Semoga Paus tidak wafat saat kami di sini.’ Tapi kenyataannya berbeda. Kami ajak anak-anak kami ke Basilika, agar mereka tahu betapa pentingnya momen ini,” katanya.

Para turis yang berkunjung ini memang awalnya menginjakkan kaki ke Vatikan untuk menikmati keindahan kota. Namun dengan adanya kabar kepergian Paus Fransiskus maka semuanya berubah.

Semua rencana terkait bersenang-senang pun, setidaknya berubah menjadi haru. Tetapi adapun warga negara asing yang langsung pergi ke Vatikan untuk berziarah seraya memberikan penghormatan terakhir kepada Paus.

turis berasal dari Perancis, Stephan dan Christelle, menyebutkan bahwa mereka tiba hanya beberapa jam sebelum berita wafatnya Paus tersebar.

“Kami datang sebagai turis, bukan peziarah. Tapi sekarang, kami sadar kami menjadi saksi sejarah,” ujar Christelle.

Meski mereka tak berniat menghadiri pemakaman karena diperkirakan akan sangat ramai, mereka tetap merasa beruntung bisa berada di Roma saat momen penting ini terjadi.

Turis dari Amerika Serikat pun yang baru pertama kali datang ke Roma, Jennifer, mengatakan setelah kedatangannya ke Roma, kini bukan hanya bangunan-bangunannya saja yang hendak dikenang. Tetapi juga momentum bersejarah kepergian sang Paus.

“Ini pertama kalinya kami ke Roma. Indah sekali tapi yang paling kami ingat nanti bukan hanya bangunannya, tapi rasa kehilangan ini. Kami datang berharap bisa melihat Paus. Sekarang kami hanya bisa mengenangnya,” kata Jennifer.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *