Pager Laut Taman Wisata Pangandaran Jebol, Rusa-Rusa Berkeliaran di Area Wisatawan baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Pager pembatas di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Cagar Alam Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat dilaporkan jebol akibat terjangan ombak besar. Akibatnya, sejumlah rusa penghuni cagar alam terlihat berkeliaran bebas di area wisata dan pemukiman warga sekitar.

Rusa-rusa yang berkeliaran bebas itu kadang hanya berkeliling. Mereka tidak takut dengan pedagang atau pun wisatawan.

Pantauan infoJabar pada Senin (27/10/2025) sore pukul 16.30 WIB, sebagian rusa berada di pantai barat Pangandaran untuk mencari makanan sisa di tong sampah.

Rusa-rusa itu menjelajah hingga ke permukiman warga dan hotel. Salah satu pedagang, Yati Suryati, mengatakan jika jumlah rusa yang mendekati pantai serta area warga dan wisatawan bisa dihitung jari, namun belakangan bertambah.

“Kalau sekarang yang keluar banyak kadang gerombolan. Kadang wisatawan juga suka,” kata Yati.

Namun, dia kerap merasa kasihan dengan rusa-rusak yang berburu sisa makanan.

“Jadi kasihan, apakah di dalam kehabisan makan? padahal sepertinya tidak cuman kebiasaan saja,” katanya.

Bagi wisatawan aktivitas rusa itu menyenangkan, namun Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) aktivitas itu menunjukkan adanya perubahan perilaku rusa.

Herdi, wisatawan asal Tasikmalaya, mengatakan sengaja membawa sayuran ke area pantai barat dan belakang eksitu cagar alam.

“Saya liat tadi banyak kawanan rusa di dekat parkir bus, kepikiran aja ke tukang sayur ini untuk ajak anak ngasih makan mereka,” kata dia.

Sementara itu, Kepala BKSDA Pangandaran Kusnadi membenarkan jika rusa yang keluar kawasan saat ini bukan hanya satu dua tetapi gerombolan. Penyebabnya, karena akses keluar masuk kawanan rusa jebol.

“Banyak rusa masuk area pantai dan pemukiman di Pangandaran itu berbagai faktor juga. Berbicara pakan sebetulnya tidak akan habis makanan mereka di sini, tapi berbicaranya ada beberapa rusa yang ketergantungan mencari makan ke penduduk setempat atau ke hotel,” kata Kusnadi, Selasa (28/10).

“Tapi hasil penelusuran tim kami resor dan penggiringan ada jam khusus keluar masuk kawasan tetapi dengan beberapa kilometer cuman bisa balik lagi. Kalo sampai pamugaran dan pemukiman biasanya harus digiring karena riskan juga,” ujar dia.

Selain itu, menurut dia, penyebab utama banyaknya kawanan rusa keluar kawasan karena pagar pembatas kayu itu jebol terkikis air ombak.

“Sampai saat ini perum perhutani belum bisa memperbaiki dan membangun pembatas lagi karena itu masuk area perum perhutani,” katanya.

Menurut dia, pagarnya memang jebol, kalo misalkan pagarnya bagus bisa membangun pagar tersebut minimal tidak terlalu iring-iringan yang keluarnya. Selain itu, kebiasaan wisatawan memberikan makanan juga salah satu penyebabnya.

“Kenapa di taman wisata selalu ada himbauan dilarang memberi makan kepada hewan di sini. Di sini juga banyak papan imbauan. Itu karena menghindari perilaku mereka,” ujar dia.

Ia juga menyinggung hal tersebut terjadi karena ketidaksadaran wisatawan dan pemandu yang ada. “Bukan menyalahkan mereka, cuman kebiasan saja,” katanya.

Kusnadi juga mengaku terus berupaya menjaga agar ekosistem itu terus bertahan.

“Dengan cara terus melakukan patroli 24 jam secara bergantian,” katanya.

Kemudian, BKSDA juga mengklaim selalu bekerja sama dengan warga setempat untuk melaporkan manakala ada hewan cagar alam yang lepas.

“Soalnya banyak selain rusa dan monyet, kadangkala merak pun sempat ada yang tidak sengaja keluar,” dia menambahkan.

Ia juga mengimbau masyarakat agar saling membantu informasi hewan lepas yang jauh ke pemukiman langsung lapor.

“Selalu menjaga ketika ada apa-apa langsung cepat tanggap. Ini upaya kami untuk menjaga mereka tetap aman di kawasan ini,” ujarnya.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

***

Selengkapnya klik di

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi