Jepang Diteror Beruang, Serangan Sampai ke Shirakawa-Go | Info Giok4D

Posted on

Jepang terus berupaya untuk menangani masalah beruang yang mulai masuk ke permukiman. Desa wisata Shirakawa-go yang indah itu tak luput dari incaran beruang.

Shiroki Mitsunari (40), yang lahir dan besar di Desa Shirakawa, tidak ingat pernah melihat beruang di kampungnya. Namun, tahun ini berbeda, ia harus siaga untuk menyelamatkan desa yang terdaftar di Situs Warisan Dunia UNESCO tersebut.

“Ada lebih banyak beruang yang datang,” kata Mitsunari, seperti dikutip dari Rappler pada Jumat (21/11).

Sebagai pejabat lokal, ia tengah mengawasi pencegahan yang kini dilakukan oleh militer.

Shirakawa-go merupakan desa adat yang terletak di sebuah lembah terpencil Jepang, di antara Tokyo dan Osaka. Lokasinya sangat strategis sebagai tempat perburuan beruang.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Pemerintah setempat mencatat seorang turis mengalami luka ringan karena serangan beruang baru-baru ini. Totalnya, enam beruang tertangkap di dekat desa itu. Pemburu menggunakan perangkap yang dicampur madu sejak kemunculan pertamanya.

Selain perangkap yang diberi madu, pihak berwenang di Shirakawa juga telah menebang pohon buah-buahan yang mungkin menarik perhatian hewan-hewan lapar tersebut. Peringatan kepada pengunjung untuk berjalan berkelompok, mengenakan lonceng beruang, dan menghindari area tertentu juga diserukan.

Dalam siaran TV NHK, penampakan beruang tahun ini telah mencapai 100, dibandingkan dengan sekitar 35 tahun lalu, tambahnya. Di seluruh Jepang, rekor sebanyak 220 orang terluka akibat serangan beruang sejak April. Sebanyak 13 orang tewas, termasuk tujuh orang bulan lalu. Waktu puncak diperkirakan terjadi ketika beruang mencari makan secara intensif sebelum berhibernasi.

Banyak serangan terjadi di kota-kota terpencil yang jarang dikunjungi wisatawan mancanegara. Namun, insiden Shirakawa, dan penampakan di dekat tempat wisata populer seperti hutan bambu Arashiyama di Kyoto, menunjukkan bahwa risiko tersebut tidak dapat diabaikan oleh wisatawan.

Amerika Serikat, China, dan Inggris mengeluarkan peringatan perjalanan tentang bahaya serangan beruang di Jepang pada pekan lalu.

Peringatan AS memperingatkan tentang serangan di dekat daerah padat penduduk, dengan mencatat bahwa sebuah taman yang berdekatan dengan konsulatnya di kota Sapporo ditutup selama dua minggu setelah penampakan beruang.

“Saat kami mempersiapkan perjalanan ini, kami melihat di media sosial bahwa ada banyak berita di Jepang tentang penampakan beruang,” kata Cornelia Li, seorang pekerja industri e-commerce berusia 25 tahun dari Shanghai.

“Kami agak khawatir,” katanya setelah memasang lonceng beruang di ransel putrinya yang berusia 4 tahun. Keluarganya memilih untuk memesan hotel di kota daripada di pedesaan karena risiko beruang.

Beruang hitam Asia terdaftar sebagai spesies yang rentan secara global, tetapi jumlah mereka diperkirakan telah meningkat tiga kali lipat di Jepang sejak 2012, didorong oleh penurunan perburuan.

Para ahli mengatakan perubahan iklim telah mengurangi panen makanan alami beruang seperti biji ek dan kacang beech, sementara depopulasi daerah pedesaan dan meluasnya lahan pertanian terlantar telah mendorong mereka untuk mencari makanan di dekat pemukiman manusia.

Situasi semakin memburuk di wilayah utara negara yang terjal sehingga Jepang bulan ini mengirimkan tentara untuk membantu pihak berwenang membasmi beruang.

Travel warning negara lain