Pemerintah dan asosiasi targetkan raup cuan hingga Rp 30 triliun di akhir tahun lewat program pekan belanja.
Program ini diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo).
Tak tanggung-tanggung angka yang ditargetkannya sebesar Rp 30 triliun dalam Indonesia Great Sale 2025, yang akan dilaksanakan pada 18 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026. Ketua Hippindo, Budihardjo Iduansjah, mengatakan dengan gerakan Belanja di Indonesia Aja (BINA) harapannya bisa menggaet banyak wisatawan mancanegara dan Nusantara.
Budihardjo menyampaikan bahwa pihaknya sempat berkomunikasi dengan Kementerian Pariwisata untuk tidak hanya berfokus pada wisatawan Nusantara yang harus berbelanja di Indonesia, tapi juga wisatawan mancanegara.
“Kita laporkan turis asing juga harus ditarik, tidak hanya (turis) dalam negeri yang kita tahan untuk tidak ke luar negeri. Tapi turis luar negeri juga harus kita undang,” ucapnya dalam konferensi pers yang dilaksanakan di Kantor Kementerian Pariwisata, Jumat (21/11/2025).
Melanjutkan pembicaraan, ia juga membahas tentang potongan harga bagi wisatawan mancanegara hingga 80% dan juga ada tambahan 11% melalui tax refund.
“Rencana kami di Desember ini anggota ritel akan memberikan diskon 20 persen, 80 persen, dengan adanya creating fund ini akan mendapatkan diskon tambahan 11 persen. Jadi pada saat turis memperlihatkan passport mereka akan mendapatkan tambahan,” jelas Budihardjo.
“Selanjutnya targetnya Rp 30 triliun selama 18 Desember sampai 4 Januari. Ini kami naikan sekitar 5 sampai 10 persen dari tahun lalu, harapan kami ini bisa tercapai,” lengkapnya.
Seraya gayung bersambut, Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, menjelaskan kini belanja jadi salah satu pelecut wisatawan untuk berwisata. Oleh karena promosi Indonesia harus diperluas dan dimaksimalkan.
“Belanja merupakan salah satu motivasi berwisata yang sangat penting sehingga bisa menjadi pendorong kunjungan wisatawan mancanegara dan perjalanan wisatawan nusantara yang sangat baik. Oleh karena itu, promosi harus kita lakukan bukan hanya untuk wisatawan nusantara saja, kita harus berpromosi ke negara-negara terdekat ASEAN dan mungkin juga dari negara lain juga,” ujar Menpar Widi.
Ia menyebutkan di tahun 2024 rata-rata pengeluaran wisatawan di Indonesia sebesar 1.391 dolar AS dan 11,4%-nya adalah untuk belanja cinderamata. Kemudian untuk destinasi favorit seperti Bali mengalami peningkatan belanja yang positif.
“Dan baru saja, Ibu Made (Deputi Bidang Pemasaran Kemenpar) tadi menyampaikan di Bali sekarang masyarakat melaporkan peningkatan belanja yang luar biasa, terutama dari wisatawan India yang ada di Bali. YouGov tahun 2023 juga menemukan bahwa 27 persen wisatawan asal Indonesia, baik mancanegara maupun dalam negeri, melakukan perjalanan wisata termotivasi oleh kegiatan belanja,” ucapnya.
“Di tahun 2025 ini, selama bulan Januari hingga September, kita sudah melihat pertumbuhan yang sangat signifikan pada jumlah perjalanan wisatawan nusantara, dengan jumlah perjalanan sebesar 901,9 juta perjalanan, terdapat peningkatan 18,99 persen year-on-year. Kami optimis program BINA ini akan semakin mendorong perjalanan wisatawan nusantara dan juga meningkatkan belanja wisatawan mancanegara,” kata Widi.






