Koster Lebih Pilih Tangga Alami Dibanding Lift Kaca di Nusa Penida

Posted on

Gubernur Bali, Wayan Koster lebih memilih membangun tangga alami di pantai Kelingking, Nusa Penida dibanding dengan lift kaca dengan nilai investasi miliaran rupiah.

Koster menegaskan proyek lift kaca di jurang curam Pantai Kelingking, Nusa Penida tidak akan dilanjutkan. Koster lebih memilih penataan akses jalan menuju pantai ekstrem itu menggunakan tangga berbahan material alami.

“Kalau itu jadi, itu bagus,” ujar Koster seusai rapat paripurna DPRD Bali di Kantor Gubernur Bali, Senin (1/12/2025).

Koster menyebut langkah tersebut menjadi opsi terbaik untuk menjaga karakter tebing Pantai Kelingking yang berkontur curam dan berisiko tinggi jika dibangun lift.

Koster menjelaskan bangunan lift setinggi 180 meter itu memiliki risiko sangat tinggi berdasarkan dokumen teknis yang telah ia pelajari.

“Dokumen teknisnya tebal banget. Saya baca tebal sekali. Jadi, dari situ sudah tidak mungkin, bangunan itu bukan lagi risiko rendah, tapi risiko sangat tinggi,” sambungnya.

Nilai proyek itu disebut Koster sekitar Rp 60 miliar, bukan Rp 200 miliar. Ia menegaskan publik harus memahami proyek tersebut melanggar aturan.

Koster menolak anggapan bahwa penolakan lift berarti Nusa Penida tidak boleh berkembang. Ia menyebut wilayah tersebut sebagai berliannya Bali dan pembangunannya akan tetap diarahkan.

“Mana yang boleh, mana yang tidak boleh, dan jenis apa yang cocok di wilayah itu. Tidak semua cocok di tempat lain, cocok juga di Nusa Penida. Jadi, karakteristik khususnya memang harus menjadi perhatian kita semua,” ucap politikus PDIP itu.

Sementara itu, Forum Paiketan Pasikian Bendesa se-Nusa Penida masih mendesak proyek lift kaca itu terus dilanjutkan. Mereka berencana menemui Koster dan Bupati Klungkung I Made Satria.

“Kami, Forum Paiketan Pesikian Bendesa se-Nusa Penida masih tetap melakukan upaya persuasif kepada Gubernur Bali dan Bupati Klungkung sebagai pemangku kebijakan agar aspirasi dan jeritan masyarakat Nusa Penida ini dapat dipertimbangkan,” kata Bendesa Adat Jungutbatu, I Ketut Gunaksa, Minggu (30/11).

Gunaksa menghormati keputusan penghentian proyek, tetapi menilai kelanjutannya penting untuk pariwisata, lapangan kerja, dan peningkatan PAD. Ia juga heran komunikasi investor dengan pemerintah nyaris tak terdengar.

“Pemerintah provinsi dan kabupaten segera mungkin panggil investor. Kenapa sampai pemerintah tidak tahu ada mega proyek seperti itu di wilayah Nusa Penida? Seperti investor tidak ada komunikasi ke pemerintah,” ujarnya.

Sedangkan Gubernur Koster dengan tegas memastikan aspirasi Forum Paiketan Pasikian Bendesa se-Nusa Penida terkait kelanjutan lift tidak dapat dipenuhi.

“Itu kan aspirasi, nggak mungkin dilanjutkan. Sudah dilihat kan tadi pelanggarannya,” ucapnya.

Gubernur Koster telah mewajibkan kepada pihak investor untuk membongkar seluruh bangunan lift dalam enam bulan. Satpol PP telah mengirimkan surat pemberitahuan pembongkaran dan akan mengawasi proses pemulihan tebing pantai Kelingking.

Pembongkaran dilakukan karena lift kaca itu dinilai telah mengubah nilai orisinalitas lanskap Pantai Klungkung yang menjadi ikonnya Bali dan juga Nusa Penida.

“Kalau dikatakan untuk memudahkan turis, sebetulnya tidak boleh turun. Wisatawan cukup menikmati view,” kata Kepala Satpol PP Provinsi Bali Dewa Darmadi.

———

Artikel ini telah naik di

Lift Kaca Berisiko Tinggi

Forum Bendesa Tetap Ingin Lift Kaca

Sementara itu, Forum Paiketan Pasikian Bendesa se-Nusa Penida masih mendesak proyek lift kaca itu terus dilanjutkan. Mereka berencana menemui Koster dan Bupati Klungkung I Made Satria.

“Kami, Forum Paiketan Pesikian Bendesa se-Nusa Penida masih tetap melakukan upaya persuasif kepada Gubernur Bali dan Bupati Klungkung sebagai pemangku kebijakan agar aspirasi dan jeritan masyarakat Nusa Penida ini dapat dipertimbangkan,” kata Bendesa Adat Jungutbatu, I Ketut Gunaksa, Minggu (30/11).

Gunaksa menghormati keputusan penghentian proyek, tetapi menilai kelanjutannya penting untuk pariwisata, lapangan kerja, dan peningkatan PAD. Ia juga heran komunikasi investor dengan pemerintah nyaris tak terdengar.

“Pemerintah provinsi dan kabupaten segera mungkin panggil investor. Kenapa sampai pemerintah tidak tahu ada mega proyek seperti itu di wilayah Nusa Penida? Seperti investor tidak ada komunikasi ke pemerintah,” ujarnya.

Sedangkan Gubernur Koster dengan tegas memastikan aspirasi Forum Paiketan Pasikian Bendesa se-Nusa Penida terkait kelanjutan lift tidak dapat dipenuhi.

“Itu kan aspirasi, nggak mungkin dilanjutkan. Sudah dilihat kan tadi pelanggarannya,” ucapnya.

Gubernur Koster telah mewajibkan kepada pihak investor untuk membongkar seluruh bangunan lift dalam enam bulan. Satpol PP telah mengirimkan surat pemberitahuan pembongkaran dan akan mengawasi proses pemulihan tebing pantai Kelingking.

Pembongkaran dilakukan karena lift kaca itu dinilai telah mengubah nilai orisinalitas lanskap Pantai Klungkung yang menjadi ikonnya Bali dan juga Nusa Penida.

“Kalau dikatakan untuk memudahkan turis, sebetulnya tidak boleh turun. Wisatawan cukup menikmati view,” kata Kepala Satpol PP Provinsi Bali Dewa Darmadi.

———

Artikel ini telah naik di

Forum Bendesa Tetap Ingin Lift Kaca