Ketegangan antara China dan Jepang berlanjut. Tiga maskapai besar China berjanji melayani refund sampai tahun depan.
Dikutip VN Express, Minggu (7/12/2025), tiga maskapai itu adalah China Eastern Airlines, Air China, dan China Southern Airlines. Ketiganya membuat pengumuman secara terpisah terkait pengembalian dana dan perubahan tujuan penerbangan ke Jepang.
Awalnya, kebijakan refund dijanjikan sampai akhir tahun tetapi kebijakan tersebut diperpanjang hingga 28 Maret 2026. Penumpang yang ingin melakukan pengembalian uang, transit atau tujuan Jepang bisa terus dilanjutkan hingga tahun depan.
Ketegangan China-Jepang dipicu oleh komentar PM Jepang Sanae Takaichi tentang Taiwan yang membuat China panas. Negeri tirai bambu menganggap Jepang melanggar kedaulatan dan menyebabkan protes diplomatik dan travel warning.
Pada November 2025, Beijing secara resmi mengeluarkan peringatan perjalanan (atau travel advisory/warning) yang meminta warganya untuk tidak bepergian ke Jepang. Sebagai respons terhadap situasi yang memanas, Jepang juga mengeluarkan peringatan bepergian ke China.
Ratusan ribu penerbangan dan pemesanan perjalanan dari China ke Jepang dibatalkan hanya dalam hitungan hari setelah peringatan dikeluarkan. Diperkirakan sekitar 491 ribu tiket pesawat dibatalkan. Industri pariwisata Jepang menghadapi potensi kerugian finansial yang sangat besar, dengan perkiraan mencapai triliunan yen.
Beberapa ekonom memperkirakan kerugian bisa mencapai lebih dari USD 14 miliar (Rp 221 triliun) jika turis China berkurang drastis.
Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh operator tur dan maskapai penerbangan, tetapi juga meluas ke sektor ritel dan perhotelan di berbagai daerah wisata, termasuk Tokyo dan Kyoto, di mana banyak pelaku usaha mulai kehilangan pemasukan.
Saham sektor pariwisata, ritel, dan maskapai penerbangan Jepang juga terjun bebas di perdagangan awal pekan setelah pengumuman travel warning tersebut.






