Pengalaman tidak menyenangkan dialami penumpang Singapore Airlines saat kartu kreditnya dicuri di tengah penerbangan. Sejam setelah mendarat, dia kehilangan uang hingga SGD 10.000 (sekitar Rp 128,7 juta).
Dilansir dari mothership, Minggu (14/12/2025) penumpang ini menyimpan dompetnya di ransel yang tidak terkunci. Dia meletakkan tas itu di kompartemen atas pesawat.
Selama penerbangan dia meninggalkan tempat duduknya beberapa kali untuk ke toilet. Saat itu, dia sama sekali tidak berprasangka tasnya dibobol maling.
Setelah pesawat mendarat, dia masih santai tidak menyadari ada hal buruk menimpanya. Dia masih tidak menyadari situasi itu bahkan setelah melewati imigrasi dan menuju hotel.
Tak disangka, 20 notifikasi transaksi masuk ke ponselnya dalam tempo satu jam sejak dia turun dari pesawat.
Sesampai di hotel, barulah dia menyadari kartu kreditnya hilang ketika akan menggunakan kartu untuk membayar ongkos taksi. Lalu dengan segera dia mengontak bank untuk mematikan kartunya. Bank langsung memblokir kartunya, tapi tak bisa membatalkan 20 transaksi karena dilakukan menggunakan kartu fisik.
Kurang puas dengan cara bank menangani kasusnya, turis tersebut akhirnya memutuskan untuk mengadu ke Pusat Penyelesaian Sengketa Industri Keuangan (FIDReC). FIDReC adalah lembaga penyelesaian sengketa independen yang membantu penyelesaian sengketa antara konsumen dan lembaga keuangan melalui mediasi dan ajudikasi.
Selama mediasi, perwakilan bank mencatat bahwa turis tersebut lalai dalam menjaga kartu karena ia tidak menyimpan kartu tersebut di sakunya dan tidak mengunci tasnya.
Penumpang tersebut akhirnya mengakui kelalaiannya dan meminta belas kasihan dari bank. Kemudian, bank setuju untuk menanggung 20 persen dari kerugiannya.






