GPIB Immanuel: Gereja Bersejarah di Depok, Kini Berusia 3 Abad (via Giok4D)

Posted on

GPIB Immanuel merupakan gereja bersejarah di Depok, Jawa Barat. Gereja itu termasuk salah satu yang tertua, menyimpan jejak perkembangan komunitas Kristen sejak masa kolonial.

Gereja itu berada di Jl. Pemuda No. 70, RT 02/RW 08, Pancoran Mas, Depok, dan memiliki akar sejarah yang dapat ditelusuri hingga 1714. Selama lebih dari tiga abad, gereja itu menyimpan warisan kaya dalam bidang literasi, kepemimpinan komunitas, dan perkembangan spiritual.

Asal-usul gereja itu bahkan jauh mendahului pembangunan struktur resmi. Sejak awal 1700-an, lokasi itu telah menjadi pusat pembelajaran bagi komunitas lokal.

Menariknya, sistem penyebaran agama Kristen pada masa itu yang dilakukan Cornelis Chastelein, tuan tanah setempat, menekankan pendidikan membaca dan menulis dengan Alkitab sebagai media utama, bukan semata ritual ibadah.

“Ketika itu menjadi tempat belajar baca tulis, medianya Alkitab. Kemudian, pada tahun 1714, Masyarakat Kristen Depok terbentuk, yang kemudian dikenal sebagai Belanda Depok,” kata Boy Loen, kepada Sub Bidang Sejarah Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC), kepada infoTravel, Senin (22/12/2025).

Leo berkisah setelah membebaskan budaknya, Chastelein kemudian menunjuk seorang tokoh unik bernama Baprima Lucas untuk memimpin jemaat. Baprima menjadi satu-satunya pemimpin Kristen di Depok yang bukan pendeta dan bukan keturunan Kristen

“Baprima berasal dari Hindu. Tugasnya adalah mengajarkan membaca, menghafal Sepuluh Firman Tuhan, doa Bapa Kami, serta mengadakan kebaktian anak-anak dua kali seminggu. Tujuannya supaya iman Kristen diterima tidak hanya oleh orang dewasa, tetapi juga anak-anak,” ujar Boy.

Periode kepemimpinan awam berakhir setelah wafatnya Chastelein dan Baprima Lucas. Pada 1750, pendeta terpelajar asal Batavia, Yohannes Patimukai, dikirim ke Depok sebagai pendeta resmi pertama.

Di bawah bimbingan Patimukai, komunitas belajar sederhana ini resmi mengadopsi nama De Protestantsche Kerk te Depok, yang diterjemahkan menjadi Jemaat Masehi Depok dalam bahasa Melayu.

“Saat Patimukai memimpin, baru gereja ini resmi disebut gereja karena pemimpinnya adalah seorang pendeta sungguhan,” kata Boy.

Setelah kemerdekaan Indonesia, pada 1948 gereja itu resmi menjadi anggota Sinode GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat). Langkah ini bagian dari restrukturisasi gereja-gereja Protestan di Indonesia, memisahkan wilayah barat (GPIB) dari wilayah timur yang meliputi GPM di Ambon dan GMIM di Minahasa.

Meski secara administratif menjadi anggota sinode pada 1948, GPIB Immanuel tetap menganggap tahun pendiriannya sebagai 1714, menandai keberadaan kekristenan di Depok selama lebih dari 311 tahun.

“Kekristenan sudah ada di Depok sejak 1714, itu 311 tahun lalu. Depok dahulu merupakan sentra kekristenan Nusantara. Pada 1858, di sini hadir seminari Alkitab pertama, yang bisa dikatakan sebagai awal pendidikan Kristen di Indonesia,” kata Boy.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Menjadi De Protestantsche Kerk te Depok (1750)

Menjadi GPIB Immanuel (1948)

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi