Muda-Mudi Gen Z Berburu Barang Antik di Pasar Loak Kota Lama Semarang

Posted on

Kawasan Kota Lama Semarang tak hanya berisi gedung-gedung tua yang menawan. Namun, ada pula pasar loak yang menawarkan barang-barang jadul, yang kini ramai didatangi muda-mudi.

Minggu lalu, pantauan kami siang, di kawasan Kota Lama Semarang tidak hanya dipenuhi wisatawan dan pencinta sejarah. Di antara deretan bangunan tua bergaya kolonial, hadir sebuah pasar loak yang menjual kaset pita lawas, action figure jadul, pakaian bermerek tangan kedua, hingga pernak-pernik antik.

Lagu-lagu lawas yang terputar dari kaset milik para pembeli pun menemani pembeli di Pasar Loak. Uniknya, muda-mudi justru yang mendominasi keramaian di Pasar Loak yang menawarkan barang bekas dan barang jadul itu.

Salah satu yang asyik melihat tumpukan mainan lawas yakni Rangga (17), siswa SMAN 17 Semarang. Ia mengaku sedang mencari mainan dari film Toy Story untuk melengkapi koleksinya.

“Kalau saya di Pasar Loak fokus cari mainan sih, kayak Toy Story. Ini tadi nemu Rex, mainan yang dinosaurus itu warna hijau itu, cuma Rp 5 ribu. Kalau beli baru bisa Rp 50 ribu lebih,” kata Fahri kepada tim infoJateng di Kota Lama, Kecamatan Semarang Utara, Minggu (12/4/2025).

Rangga mengatakan, hobi mengoleksi mainan ini baru ia geluti sejak tahun lalu. Selain di Kota Lama, ia juga suka mencari mainan jadul di Pasar Kokrosono dan pasar loak lainnya.

“Biasanya paling Rp 5 ribu. Kalau yang Rp 10 ribu saya tinggal, sudah mahal masuknya karena di pasar loak,” tuturnya.

Ia tak datang sendiri. Bersama temannya, Fahri (17), mereka berburu mainan-mainan dari masa lalu, tiap akhir pekan. Bedanya, Fahri lebih tertarik pada rilisan fisik musik.

“Saya saya sukanya kaset pita. Karena dari covernya itu kayak ada nilai seninya. Bagus, lebih awet juga kalau kaset pita,” ujar Fahri.

Ia mengaku sudah mengoleksi kaset-kaset The Beatles, Bon Jovi, hingga Elvis Presley. Ia bahkan punya pemutar kaset sendiri.

“Saya punya Wolfman, punya sendiri bukan punya orang tua. Memang suka yang retro-retro gitu,” jelasnya.

Meski banyak mengira barang retro hanya digemari mereka yang tumbuh di era 1980 atau 1990-an, rupanya generasi Z mulai jatuh cinta pada estetika era analog yang tak mereka rasakan.

“Fenomena anak muda yang suka hal-hal retro ini bagus, karena ketertarikan anak muda ini berarti bergeser karena dengan datang ke Pasar Loak berarti mereka bisa tahu sejarah masa lalu,” ungkap salah satu pembeli, Fitri (26).

Perempuan yang tengah mencari kamera analog itu menilai, era digital yang membuat semuanya ada dalam genggaman melalui ponsel, membuat muda-mudi mulai menggemari hal yang bisa digenggam tangan secara langsung.

“Mungkin karena anak muda sekarang udah nggak pernah pegang rilisan fisik, jadi ingin coba cari hal baru. Ada kepuasan tersendiri karena jaman sekarang semuanya serba digital,” ungkapnya.

Sementara itu, penjual mainan lawas asal Mijen, Ruli (50), mengaku telah mulai berjualan sejak 2002 setelah resign dari pekerjaannya di bank. Ia mengaku lebih nyaman berjualan mainan jadul bahkan tak jarang ia juga menjual barang-barang jadulnya hingga ke luar kota.

“Karena senang, asik, nggak mikir. Yang dijual biasanya barang-barang lama. Kayak mainan, pernak-pernik kuningan, atau koin, kadang sampai ke Jogja, Malang, Surabaya, Jakarta,” ungkapnya.

Selain rutin mengikuti event yang berkaitan dengan barang jadul, Ruli juga memiliki galeri pribadi yang buka 24 jam di rumahnya di Jatisari, Mijen. Menurutnya, kini rilisan fisik dan barang-barang jadul tengah digandrungi anak muda.

“Jualan barang jadul biar anak-anak muda itu tahu bahwa barang-barang itu punya sejarah, terus masih ada nilainya, dan sebenarnya tidak ada orang kesulitan cari uang. Intinya masih bisa asal dia mau,” jelasnya.

“Harganya Rp 5 ribu sampai ratusan ribu tergantung barangnya. Dulu banyak yang minat, sekarang ya mulailah anak-anak muda suka mainan, kaset, baju, pakaian bekas, banyak sekali, atensinya bagus,” lanjutnya.

Gen Z ramai berburu barang antik

Baca selengkapnya di infojateng


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *