Selama libur Paskah, militer Israel menggelar wisata pendakian untuk warga sipil ke wilayah Suriah yang baru saja mereka kuasai.
Kegiatan itu langsung menarik perhatian, bahkan tiket habis terjual dalam hitungan menit. Tur itu berlangsung dua kali sehari selama seminggu, dengan rute yang melintasi Dataran Tinggi Golan, daerah yang sejak lama diperebutkan.
Mengutip The Guardian, Selasa (15/4/2025) pertama-tama, para peserta diangkut menggunakan bus antipeluru dan dikawal ketat oleh militer, menempuh perjalanan sejauh 2,5 kilometer ke wilayah yang sebelumnya tertutup bagi warga sipil. Wilayah tersebut baru dibuka setelah pasukan Israel merebut zona penyangga Golan pasca runtuhnya rezim Bashar al-Assad pada Desember lalu.
Sejak 1967, Israel telah menduduki Dataran Tinggi Golan dan kini menguasai ratusan kilometer wilayah yang secara internasional masih diakui sebagai milik Suriah. Jalur wisata itu melintasi lereng Gunung Hermon di sisi Suriah yang menghadap langsung ke Damaskus, serta melewati Shebaa Farms, sebuah wilayah pertanian kecil di kaki gunung yang berada dalam sengketa antara Israel dan Lebanon.
Menariknya, Shebaa Farms dikenal dalam tradisi sebagai lokasi perjanjian antara Tuhan dan Abraham. Namun, di masa modern, wilayah tersebut menjadi salah satu titik panas konflik berkepanjangan antara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon.
Selain menikmati pemandangan pegunungan, peserta juga bisa menjelajahi lembah sungai Ruqqad yang mengalir ke sungai Yarmouk di perbatasan Yordania, atau melihat sisa-sisa jalur Kereta Api Hejaz dari era Ottoman yang dulunya menghubungkan Istanbul dengan Haifa dan kota-kota suci di Arab Saudi.
Tur tersebut digagas oleh Divisi ke-210 IDF bersama sejumlah lembaga lokal, termasuk Dewan Regional Golan, sekolah agama Keshet Yehonatan, Sekolah Lapangan Golan, dan Otoritas Taman Nasional Israel.
Menurut militer Israel, kegiatan itu tak hanya untuk menghidupkan kembali pariwisata, tapi juga untuk menyampaikan kisah pertempuran yang terjadi di kawasan tersebut.
Namun, tak semua orang bisa mengikuti tur ini begitu saja, peserta harus mendaftar dengan risiko sendiri, dan kegiatan bisa dibatalkan sewaktu-waktu jika muncul ancaman keamanan. Meski rute yang dilalui berada di zona penyangga Golan (wilayah yang secara hukum internasional masih dianggap milik Suriah) IDF bersikeras bahwa tur itu berlangsung ‘di dalam wilayah Israel’.
Setelah Assad hengkang dari Suriah, IDF mulai melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap gudang senjata milik rezim. Pasukan darat juga ikut dikerahkan, melanggar kesepakatan gencatan senjata tahun 1974.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah meminta agar pasukan pemerintahan transisi Suriah yang kini didominasi kelompok Islamis menjauh dari perbatasan. Ia juga menegaskan bahwa IDF akan tetap berada di wilayah itu sampai ada kesepakatan baru.
Melihat antusiasme masyarakat dan situasi keamanan yang relatif stabil, pihak penyelenggara berharap kegiatan serupa bisa kembali diadakan setelah liburan Paskah berakhir.