Berkunjung ke Kosan Sukarno dan Melihat Rumah Kelahirannya di Surabaya baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Di balik hiruk-pikuk Surabaya modern, terselip jejak masa muda seorang proklamator. Di salah satu titik ada rumah kelahiran Sukarno dan tempat ia pernah kos.

Siapa yang tak kenal Kota Surabaya yang dijuluki sebagai Kota Pahlawan. Julukan itu disematkan karena di kota ini banyak sekali jejak-jejak dari para pahlawan nasional.

Salah satu nama yang paling besar yang perah lahir dan tumbuh besar di Kota Surabaya adalah Ir. Sukarno yang menjadi presiden pertama Republik Indonesia. Peninggalan sang proklamator di tanah Surabaya itu bisa dilihat di wilayah Peneleh.

Kelurahan Peneleh menjadi saksi bisu perjalanan hidup sang presiden pertama RI itu, karena di wilayah itu terdapat dua bangunan sarat historis dengan jejak Sukarno. infotravel belum lama ini berjalan-jalan ke Kelurahan Peneleh.

Tepat berada di Jalan Pandean no IV 15 berdiri kokoh rumah yang menjadi tempat Sukarno dilahirkan. Di depan gang menuju rumah kelahiran Sukarno suasana tenang begitu terasa di sana, tak ada knalpot bising atau keramaian berlebihan.

Rumah kecil yang kini dicat berwarna putih dan terdapat tulisan ‘Rumah Lahir Bung Karno’ itu memang berada di kawasan padat penduduk. Jalanan gang di sana hanya cukup untuk dua motor dari aram yang berbeda.

Dan saat masuk ke dalam rumah, pengunjung akan disambut dental gambar mural yang menampilkan silsilah keluarga dari sang proklamator dan perjalanan hidupnya selama di rumah tersebut. Adapun dua ruangan lainnya yang juga memuat informasi terkait Sukarno dan keluarganya.

Tak jauh dari rumah kelahiran Bung Karno, cukup berjalan kaki kurang lebih 15 menit, di sana terdapat rumah dari Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto yang menjadi rumah tempa bagi sang proklamotor. Berada di Gang VII Peneleh, rumahnya tak jauh dari gapura masuk dan berada di sebelah kanan.

Di rumah Tjokroaminoto lah Sukarno ngekos bersama dengan tokoh lainnya yakni Samaoen, Alimin, Musso, dan Kartosoewirjo. Dan kini rumah tersebut diubah menjadi Museum HOS Tjokroamito.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Kepintaran dan kecakapan dalam berbagai aspek tentunya dalam hal ini pergerakan, banyak dari kaum muda saat itu ingin belajar kepadanya. Dari hal itulah Sukarno dan yang lainnya tinggal di rumah Tjokroaminoto.

“Banyak anak muda yang tertarik dan ingin belajar dengan Pak Tjokro. Termasuk tokoh-tokoh yang tinggal di sini, ada Sukarno, Kartosuwirjo, Semaoen, Muso, dan Alimin,” kata edukator museum, Haris.

Di rumah tersebut juga terdapat satu ruangan yang sangat menyimpan sejarah yang begitu dalam. Di bagian atas rumah terdapat satu ruangan yang menjadi tempat tidur dari tokoh-tokoh tersebut, meski punya sudut pandang yang berbeda mereka senang untuk belajar bersama.

Dan di ruangan ini pula Sukarno mempergagah caranya berorasi maka tak ayal ia disebut orator yang ulung.

“(Di sini tempat) tokoh-tokoh berbagai ideologi, ada yang nasionalis, ada yang agamis, dan tiga orang komunis. Kalau anak-anaknya Pak Tjokro di bawah sana sama Pak Tjokro dan istrinya,” kata Haris sambal menunjuk ke arah atas dan area samping.

Saat infoTravel masuk ke ruang kamar Sukarno dan yang lainnya, harus menaiki tangga terlebih dahulu. Dan di sanalah, di ruangan yang tak begitu luas, hanya beralaskan tikar, dan penerangan kecil dari lampu teplok.

Bagi traveler yang ingin napak tilas perjalanan Presiden Sukarno di kota kelahirannya bisa langsung saja berkunjung ke Keluruhan Peneleh ini. Suasana yang hangat dan tentram akan membuat kunjungan traveler terasa nyaman.

Belum lagi untuk datang ke rumah kelahiran Sukarno itu traveler tak perlu mengeluarkan kocek alias gratis. Dan masuk ke Museum Tjokroaminoto traveler cukup mengeluarkan biaya sebesar Rp 5.000.

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi