Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas. Terbaru, pemerintah China dilaporkan memerintahkan seluruh maskapai penerbangan nasionalnya untuk menghentikan penerimaan pengiriman pesawat dari Boeing, raksasa dirgantara asal Amerika Serikat (AS).
Kebijakan itu sebagai respons langsung atas keputusan Washington yang memberlakukan tarif impor baru sebesar 145% terhadap produk-produk asal China.
Adalah tiga maskapai, yakni Air China, China Eastern Airlines, dan China Southern Airlines, yang diperintahkan menghentikan penerimaan pengiriman pesawat dari Boeing. Dalam periode 2025-2027, ketiga maskapai itu dijadwalkan menerima 179 unit pesawat Boeing.
Selain itu, pemerintah China juga menginstruksikan agar maskapai dalam negeri menghentikan pembelian suku cadang dan peralatan pesawat dari perusahaan-perusahaan AS. Langkah itu berisiko melumpuhkan rantai pasok penting dalam industri penerbangan, termasuk pada program andalan China, COMAC C919, yang masih bergantung pada komponen buatan AS.
“Jika China berhenti membeli komponen dari Amerika, program C919 bisa terhenti atau bahkan mati,” tulis analis Bank of America, Ron Epstein, dalam laporannya kepada para klien.
Sementara itu, Boeing belum memberikan komentar atas kebijakan tersebut. Namun, pasar langsung merespons dengan saham Boeing turun 0,5% pada perdagangan tengah hari setelah kabar itu muncul.
Meski demikian, beberapa analis percaya dampak jangka pendek terhadap keuangan Boeing bisa ditekan. Asalkan, Boeing dapat mengalihkan pengiriman pesawat ke negara lain.
Namun, ketegangan yang terus berlarut dikhawatirkan akan memicu ketidakpastian lebih besar dalam rantai pasok global industri penerbangan. Padahal, selama rantai pasok industri penerbangan sudah cukup terpukul oleh pandemi, kelangkaan material, dan persoalan teknis lainnya.
Langkah terbaru China itu datang sebagai respons kebijakan balasan kenaikan tarif Trump terhadap barang impor AS hingga 125%. Kedua negara kini terjebak dalam siklus saling membalas kebijakan ekonomi, dan potensi kerugian jangka panjang terus membayangi.
Itu bukan kali pertama China mengambil sikap keras terhadap Boeing. Setelah dua kecelakaan tragis pesawat Boeing 737 MAX pada 2018 dan 2019 yang menewaskan hampir 350 orang, China menjadi negara pertama yang menghentikan operasional pesawat tersebut dan menangguhkan hampir seluruh pengiriman dan pemesanan sejak 2019.