Thailand dan Kamboja sempat akur, meski sekarang kembali konflik. Sebuah kuil di Pegunungan Dangrek menjadi salah satu pemicunya.
Berada di ketinggian 525 mdpl, Kuil Preah Vihear masuk dalam catatan administrasi Provinsi Preah Vihear, berbatasan dengan distrik Kantharalak di Thailand.

Menurut situs resmi UNESO pada Minggu (29/6), kuil ini terdiri dari serangkaian tempat suci yang dihubungkan oleh sistem trotoar dan tangga sepanjang 800 meter. Kuil yang didedikasikan untuk Dewa Siwa dalam bentuk Shri Shikarashvara atau Penguasa Puncak.
Kuil ini dibangun sekitar paruh pertama abad ke-11 Masehi. Meski demikian, sejarahnya ditelusuri hingga abad ke-9, saat pertapaan ini didirikan.
Kuil hindu peninggalan arsitektur Khmer ini berhasil menarik perhatian dunia dan menjadikannya sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2008.
“Situs ini terpelihara dengan sangat baik, terutama karena lokasinya yang terpencil,” tulis UNESCO.
Bahkan, UNESCO mencatat bahwa bangunan kuil masih dalam keadaan sangat baik dalam denah maupun detail dekorasinya.
Yang membuat kuil ini semakin unggul adalah letaknya yang berada di atas tebing dan menghadap ke daratan rendah Kamboja. Arsitekturnya menyatu dengan alam.
Status UNESCO yang diberikan untuk kuil ini semakin menambah ketegangan antara Kamboja dan Thailand. Sejak tahun 1900-an, Kuil Preah Vihear diperebutkan oleh Thailand dan Kamboja.
Perebutan kuil yang disebut Khao Phra Viharn dalam bahasa Thailand itu sampai ke Mahkamah Internasional (ICJ) di tahun 1962. ICJ menyatakan bahwa kuil itu menjadi bagian dari negara Kamboja.
Adapun dasar keputusan ICJ adalah peta batas wilayah oleh Prancis pada tahun 1907 yang saat itu menjajah Kamboja. Pemetaan itu menjelaskan batas negara pada garis pemisah alami yaitu aliran sungai, tetapi kemudian diperselisihkan oleh Thailand.