Pendakian ke puncak Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), kembali dibuka setelah evakuasi jenazah pendaki Brasil, Juliana Marins, selesai. Akun Instagram @btn_gn_rinjani digeruduk netizen.
Kepastian pembukaan jalur ke puncak Gunung Rinjani itu diumumkan oleh Taman Nasional Gunung Rinjani pada 27 Juni 2025 melalui unggahan foto di Instagram yang berisi pembukaan kembali jalur pendakian Pelawangan Sembalun menuju Puncak Gunung Rinjani,
“Jalur pendakian dari Pelawangan Sembalun menuju Puncak Gunung Rinjani akan dibuka kembali mulai 28 Juni 2025. Pembukaan dilakukan setelah selesai evakuasi korban kecelakaan di Cemara Tunggal. Semua pengunjung yang mendaki di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani diwajibkan mengikuti SOP pendakian demi keselamatan,” begitulah pengumuman yang disampaikan.
Pengumuman itu ditandatangani oleh Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, Yarman.
Unggahan itu direspons warganet dengan menggunakan bahasa Inggris dan Brasil. Ada yang meminta agar jalur pendakian tidak buru-buru dibuka, ada pula yang mengingatkan betapa berbahayanya berwisata di Indonesia.
akun @jfxx mengatakan,”lihatlah betapa berbahayanya pendakian di sini.”
Akun lain @uwxxx menyahut dengan berkomentar,”Taman Nasional ini harus ditutup dan dibuka setelah ada beberapa perubahan. Safety First !!!”
Akun @eumxxx menulis cukup panjang untuk pembukaan jalur ke puncak Rinjani. Dia tampaknya kecewa berat akan keputusan pembukaan jalur pendakian itu padahal belum ada perbaikan fasilitas yang lebih aman untuk pendaki.
“Keserakahan terhadap uang lebih besar daripada upaya untuk mempelajari cara mencegah kecelakaan baru, menyediakan struktur yang lebih baik bagi pengunjung, dan mempersiapkan petugas taman nasional menghadapi situasi darurat seperti ini. Pada akhirnya, Juliana kini hanya menjadi angka dalam statistik, sementara mereka terus meraup keuntungan tanpa menyediakan sistem yang layak untuk menjamin keselamatan setiap pengunjung!” tulis @eumxxx.
Jalur pendakian ke puncak memang ditutup sementara untuk evakuasi Juliana, yakni pada 24 Juni. Pada hari itu pula, jenazah Juliana ditemukan.
Proses evakuasi Juliana dan pendakian Gunung Rinjani memang tengah disorot setelah Juliana terperosok ke jurang Gunung Rinjani pada 21 Juni. Warganet Brasil menilai pemerintah Indonesia lambat memberikan pertolongan dan upaya keselamatan untuk Juliana.
Mereka juga menghujat pemerintah Indonesia setelah Juliana ditemukan dalam keadaan tewas. Hingga kemudian, hujatan itu berlanjut dengan memberikan rating 1 kepada Gunung Rinjani di Google Maps.
Sementara itu, dalam evaluasi yang dilakukan oleh Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni bersama Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsekal Madya Mohammad Syafii setelah kecelakaan Juliana disepakati bahwa akan dilakukan evaluasi standard operating procedure (SOP) pendakian Gunung Rinjani.
Selain itu, dilakukan pemasangan papan penanda hingga penerapan alat pelacak seperti Radio Frequency Identification (RFID) atau Emergency Locator Transmitter (ELT) dan meningkatkan sertifikasi pemandu untuk pendaki.
Raja Juli dan Basarnas juga bakal meneken kerja sama kedaruratan. Langkah itu dilakukan agar pertolongan bisa cepat diakses bila terjadi situasi darurat.