Bocah-bocah di ujung sampan yang berdiri tanpa goyah dan berjoget saat pacu jalur di Sungai Batang Kuantan, Kuantan Singingi, Riau menjadi perhatian dunia. Penari-penari cilik itu ternyata memiliki peran berbeda-beda saat bertugas.
Aksi mereka ditiru pesohor di mana-mana dan diunggah di berbagai media sosial. Bahkan, klub sebakbola dunia asal Prancis, Paris Saint Germain (PSG), ikut menampilkan aksi penari di pacu jalur Kuansing itu.
Para penari cilik itu memang mudah penarik perhatian. Pakaiannya mencolok. Mereka juga tampak begitu tangguh dan tak memiliki rasa takut saat berjoget di ujung sampan yang didayung begitu kuat oleh para pedayung. Mereka menjadi motor bagi pendayung di belakangnya.
Sejatinya, tren itu bukan muncul kali ini saja. Pada 2023, media sosial dikejutkan dengan aksi memparodikan tarian yang khas dengan busana melayu lengkap pakai tanjak di kepala.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau Roni Rakhmat menyebut ada tiga anak menari di jalur sepanjang 25-40 meter tersebut. Mereka memiliki peran masing-masing.
“Tiga anak ini disebut penari atau joki, timbo ruang, dan tukang onjai. Ini elemen yang ada dalam pacu jalur di luar anak pacu,” kata Roni dalam perbincangan dengan infosumut dikutip Kamis (3/7/2025).
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Roni mengatakan penari cilik dilibatkan karena lebih ringan. Apalagi, mereka harus berdiri di ujung sampan.
“Anak-anak ini karena ringan, ada dewasa di tengah itu untuk memberikan aba-aba juga. Lalu di ujung itu agak dewasa dikit karena dia akan memberi daya dorong ke jalur dan namanya onjai tadi,” kata Roni.
Pacu jalur eksis sejak abad ke-17 atau dari tahun 1890 dan dilombakan biasanya saat hari besar Islam. Namun belakangan, pacu jalur di Kuantan Singingi sudah jadi acara tradisional menjelang Hari Kemerdekaan RI.
Bahkan jauh sebelum dilombakan, jalur di Sungai Kuantan biasa digunakan oleh masyarakat sebagai moda transportasi. Termasuk mengangkut komoditi pertanian dan juga perdagangan dari seberang Sungai Kuantan atau sebaliknya.
Jalur berasal dari kata ‘Menjulur’ dan punya arti panjang menjulur. Pada masa kolonial belanda, pacu jalur digelar untuk memperingati ulang tahun Ratu Wilhelmina dan dianggap sebagai sebuah festival bagi masyarakat setempat.
Khusus penari, Roni mengaku keterlibatan mereka sempat beberapa kali hilang saat event digelar. Namun beberapa tahun terakhir jadi wajib untuk melengkapi tradisi pacu jalur.
“Semakin ke sini sempat dihilangkan untuk penari dan onjai. Namun mulai tahun 2023 wajib semua jalur ada dan itu jadi perhatian dunia,” kata Roni.
***
Artikel ini sudah lebih dulu tayang di infosumut. Selengkapnya klik di