Sudah tiga bulan berlalu sejak badai tropis melanda beberapa operator pariwisata di Queensland Utara, Australia harus menelan pil pahit karena anjloknya kunjungan wisatawan.
Hujan memang telah berhenti, tapi luka yang ditinggalkan badai masih terasa. Mengakibatkan jalan terputus, tanah longsor di mana-mana, dan pariwisata yang nyaris berhenti total.
Melansir ABC, Minggu (20/4/2025) dua daerah yang biasanya ramai dikunjungi wisatawan, baik lokal, rombongan pelajar, hingga pengamat burung dari mancanegara mendadak sunyi. Penyebabnya yakni Jalan Mount Spec, yang merupakan satu-satunya akses utama ke sana, tertutup longsor sejak Februari.
Akses yang dulunya cepat kini berubah jadi perjalanan panjang dan sulit ditempuh, apalagi bagi bus wisata. Pemilik Hidden Valley Cabins, Kurt dan Tahlia Harlow, mengaku bisnis mereka terpukul parah. Mereka kehilangan pemesanan senilai hampir 100.000 USD (Rp 1,63 miliar), dan bisa membengkak hingga 300.000 USD (Rp 4,95) jika kondisi tersebut terus berlanjut.
“Kalau jalan itu nggak segera bisa diakses, kami cuma bisa hidup dari telur dan roti panggang,” kata Kurt.
Sementara itu di Paluma, Carolyne Richards juga bernasib serupa. Ia dan suaminya baru saja membuka kembali Paluma Tea House setelah tutup selama lima tahun. Namun, menjelang musim Paskah yang biasanya jadi momen ramai, mereka malah terpaksa tutup.
“Rasanya seperti kota hantu di sini. Sepi sekali. Orang-orang bahkan enggan datang hanya untuk secangkir kopi karena perjalanan tiga jam pulang-pergi terasa terlalu jauh,” keluhnya.
Meski pemerintah telah menyiapkan bantuan senilai 26,2 juta USD (Rp 396 miliar) untuk pemulihan usaha kecil dan pariwisata, banyak pelaku usaha seperti Carolyne belum bisa mengaksesnya karena secara teknis mereka tidak terdampak langsung oleh banjir. Sementara waktu terus berjalan, dan pemasukan tak kunjung datang.
Kemudian, pemilik studio keramik di sana, Len Cook, belum membuka tokonya sejak awal tahun. Ia mengaku rindu suasana akrab dengan para pengunjung.
“Saya mungkin nggak ngobrol setiap hari sama warga sini, tapi lihat orang mampir beli pot aja sudah cukup buat ngisi hari saya,” ujarnya.
Upaya perbaikan Jalan Mount Spec terus berjalan, dengan puluhan titik longsor yang harus dibersihkan, termasuk bebatuan seukuran bus yang menghalangi jalan. Pihak Departemen Transportasi Queensland menyatakan keselamatan tetap jadi prioritas utama, tapi warga mulai resah, mereka lelah menunggu.
“Komunitas ini kuat, kami pasti bisa bertahan. Tapi ya… kami juga manusia, kesabaran kami sedang benar-benar diuji,” ucap Len.