Mulai 1 Mei 2025, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalihkan trayek bus listrik mulai 1 Mei 2025 untuk melayani wisatawan di pusat kota. Salah satu alasannya untuk menghindari tumpang tindih dengan Trans Jogja.
Peralihan operasional bus listrik itu untuk melayani wisatawan secara khusus di kawasan pusat kota, terutama di sepanjang sumbu filosofis Yogyakarta.
Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan DIY Wulan Sapto Nugroho di Yogyakarta, Minggu, mengatakan, sosialisasi terkait perubahan trayek bus listrik dilakukan pada akhir bulan ini.
“Akhir bulan ini kami akan sosialisasi dulu untuk pergeseran ini agar masyarakat tahu dan tidak kecelik,” ujarnya.
Ia menjelaskan pergeseran trayek masih dalam tahap finalisasi dan akan diputuskan melalui rapat koordinasi (rakor) pekan depan. Dinas Perhubungan DIY bakal melibatkan operator bus dan Dishub Kota Yogyakarta dalam rakor tersebut.
“Beberapa pihak yang dilibatkan di antaranya operator dan Dishub Kota Yogyakarta, dengan target per 1 Mei sudah geser trayek,” katanya.
Menurut Wulan, dua lokasi telah disiapkan sebagai titik keberangkatan bus listrik, yakni Parkiran Ngabean di sisi barat dan Kridosono di sisi timur Kota Yogyakarta.
“Perlintasan bus listrik tetap di Kota (Yogyakarta), khususnya sumbu filosofis,” kata dia.
Wulan mengatakan perubahan trayek dilakukan setelah uji coba teknis, termasuk pengujian daya tahan baterai dan penghitungan jumlah putaran operasional bus listrik.
“Nanti ‘charger’-nya tetap di Bandara Adisutjipto, jadi baterai 30 persen sudah harus kembali ke bandara,” ujar dia.
Selama ini, operasional bus listrik dinilai kurang maksimal karena masih tumpang tindih dengan rute Trans Jogja 1A.
Dengan trayek baru nanti, dia berharap bus listrik dapat berfungsi lebih efektif sebagai shuttle di kawasan wisata utama.
“Besok kalau geser dari Ngabean, teknisnya bisa seperti shuttle bus karena putarannya lebih banyak sehingga bisa membawa lebih banyak penumpang,” kata dia.
Ia memastikan trayek baru bus listrik akan berbeda jalur dengan Trans Jogja untuk menghindari persinggungan layanan.
“Trayek yang akan dipilih sebagai jalur bus listrik berbeda dengan Trans Jogja, jadi tidak tumpang tindih,” kata dia.
Menurut Wulan, karakteristik penumpang bus listrik saat ini lebih banyak dari kalangan wisatawan yang sekadar ingin mencoba moda transportasi ramah lingkungan tersebut.
“Bukan orang yang kerja yang tiap hari pakai itu, memang ada namun belum banyak,” katanya.
Dua unit Bus Listrik milik Pemda DIY rencananya akan dioperasikan dalam satu trayek yang sama. Sementara itu, layanan tetap digratiskan untuk masyarakat hingga akhir 2025.