Turis Israel Ketakutan Liburan ke Luar Negeri

Posted on

Menurut hasil jajak pendapat, orang-orang Israel ternyata merasa ketakutan ketika pergi liburan ke luar negeri. Apa penyebabnya?

Dilansir dari Times of Israel, Minggu (18/8/2025), menurut jajak pendapat yang disiarkan oleh Channel 12, sebanyak 56 persen warga Israel menyatakan takut bepergian ke luar negeri, karena meningkatnya kritik dunia internasional terhadap kebijakan Israel terkait perang di Jalur Gaza.

Sedangkan, 40 persen responden mengatakan mereka tidak takut akan potensi insiden saat bepergian ke luar negeri. Sementara 4 persen responden lainnya mengaku tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan itu.

Selama beberapa pekan terakhir, turis Israel telah mengalami beberapa insiden anti-Israel, termasuk serangan dan protes dari warga lokal.

Pekan lalu, seorang turis Israel mengatakan seorang pria menggigit sebagian telinganya di pantai Athena setelah berteriak, “Bebaskan Palestina, fuck Israel, saya Hamas.”

Serangan itu diduga terjadi beberapa hari setelah sekelompok remaja Israel diserang oleh sekelompok penyerang anti-Israel saat berlibur di Pulau Rhodes, Yunani.

Ada juga peristiwa kapal pesiar milik orang Israel yang dilarang untuk berlabuh di Pulau Syros, Yunani. Kapal pesiar itu malah dialihkan ke Siprus, karena adanya protes besar-besaran anti-Israel dan pro-Palestina di pelabuhan tersebut.

Jajak pendapat Channel 12 juga menunjukkan bahwa 67 persen responden merasa kebijakan pemerintah Israel tidak mewakili kehendak mereka. Hanya 29 persen responden yang mengatakan pemerintah mewakili mereka.

Bahkan di antara pemilih Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, 44 persen responden mengatakan kebijakan pemerintah Israel tidak mewakili kehendak mereka, dibandingkan dengan 51 persen yang mengatakan sebaliknya.

Mengenai masalah sandera dan perang di Gaza, 62 persen responden mengatakan pemerintah Israel harus mempromosikan kesepakatan komprehensif untuk memulangkan semua tawanan yang ditahan di Jalur Gaza.

Sementara itu, 28 persen responden mengatakan mereka mendukung intensifnya operasi militer yang dilakukan Israel dan mendukung Israel untuk menduduki seluruh wilayah kantung Palestina.

Hanya 4 persen responden yang mendukung kesepakatan parsial untuk membebaskan setengah dari sandera yang masih hidup, maupun yang sudah meninggal.

Selain itu, 49 persen responden menentang pendirian pemukiman di Gaza, sementara 36 persen mendukung pemukiman, dan 15 persen mengaku tidak tahu.

Ketika diminta menilai kinerja Benjamin Netanyahu sebagai perdana menteri, sebanyak 55 persen responden mengatakan kinerjanya buruk. Hanya 39 persen yang mengatakan kinerjanya Netanyahu baik.