Seorang turis merekam insiden mengerikan saat liburan ke hutan hujan Amazon, Peru. Saat itu kapal wisata yang ditumpanginya dirampok.
Elisabet de la Almudena, seorang TikToker yang memiliki lebih dari 235.000 pengikut di platformnya, menjelaskan tentang perampokan itu lewat video berdurasi 4,5 menit. Dilansir dari CNN pada Kamis (22/5), kapal itu berisikan 14 orang.
Kapal itu dioperasikan oleh perusahaan tur Canopy Tours Iquitos. Menurut catatan perusahaan, kapal itu berangkat pada tanggal 14 Mei. De la Amudena berkata bahwa tur itu akan membawa mereka dari Kota Iquitos untuk menjelajahi hutan Amazon sepanjang hari.
Empat pria bersenjata pistol dan senapan mesin menaiki kapal dan berlayar jauh ke dalam hutan, kata de la Almudena, di mana mereka mengambil barang-barang milik semua orang dan bahkan motor kapal.
“Melalui aplikasi telepon seluler, mereka meminta kami untuk mengambil uang dari rekening kami dan mentransfernya ke salah satu rekening mereka, kalau tidak mereka tidak akan pergi,” tambahnya.
“Saya tidak ingin hal itu terjadi pada siapa pun,” kata de la Almudena yang liburan bersama putri dan orang tuanya.
Para penumpang kemudian mengambil potongan kayu dari perahu dan menggunakannya untuk mendayung menyusuri sungai, di mana mereka bertemu dengan sebuah keluarga di perahu lain yang menarik mereka ke tempat yang aman, katanya.
De la Almudena mengklaim bahwa perusahaan tur, Canopy Tours Iquitos, tidak memiliki pelacak GPS di perahu, tidak memiliki asuransi, dan tidak ada tindakan pengamanan yang diberlakukan, meskipun faktanya dia kemudian diberi tahu bahwa insiden semacam ini telah terjadi di daerah tersebut sebelumnya.
“Kami benar-benar ditelantarkan oleh orang-orang yang seharusnya menjaga kami,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Canopy Tours Iquitos mengatakan bahwa insiden tersebut merupakan kejadian tak terduga di luar kendalinya yang segera dilaporkan kepada pihak berwenang.
“Kami langsung mengaktifkan protokol darurat, menawarkan bantuan kepada kelompok yang terdampak, dan telah bekerja sama secara aktif dalam investigasi,” kata perusahaan itu dalam sebuah posting Facebook yang dipublikasikan Selasa.
Selain itu, perusahaan itu mengatakan akan memperkuat langkah-langkah keamanan, termasuk memperkenalkan pemantauan GPS, kerja sama yang lebih erat dengan polisi, dan lebih banyak pelatihan bagi staf.
Menurut Departemen Luar Negeri AS, para pelancong ke Peru harus lebih berhati-hati karena kejahatan, kerusuhan sipil, dan risiko penculikan. Beberapa daerah memiliki risiko yang lebih tinggi.
Dalam pembaruan nasihat perjalanan yang dipublikasikan pada 16 Mei, departemen itu menggarisbawahi bahwa kejahatan umum terjadi di Peru.
“Pencurian kecil-kecilan, perampasan mobil, penjambretan, penyerangan, dan kejahatan kekerasan lainnya sering terjadi bahkan di siang hari dan dengan banyak saksi di sekitar. Penculikan jarang terjadi, tetapi memang terjadi,” katanya.