Dubai sedang menjajal teknologi keamanan baru yang mempermudah traveler di bandara. Dengan teknologi ini, traveler tak perlu lagi mengeluarkan cairan, laptop, dan perangkat elektronik lainnya dari tas mereka.
Dilansir dari Gulf News, Kamis (7/8/2025) Paul Griffiths, CEO Dubai Airports mengatakan jika alat pemindai canggih ini mencakup sistem pemeriksaan bagasi terdaftar dan bagasi penumpang yang dirancang untuk memungkinkan cairan di atas 100 ml dan laptop tetap berada di dalam bagasi kabin.
“Kami telah memasang mesin baru untuk pemeriksaan bagasi tercatat dan bagasi penumpang, yang berarti laptop dan cairan dapat tetap berada di dalam tas,” kata Paul.
“Dan saya pikir itu baru langkah pertama. Langkah selanjutnya adalah menggunakan AI untuk mengidentifikasi beberapa barang yang ada di dalam bagasi pelanggan, dan itu akan membuat pemeriksaan keamanan lebih cepat,” dia menambahkan.
Penerapan teknologi ini sangat penting bagi Bandara Internasional Dubai. Di mana salah satu bandara tersibuk di dunia ini telah mencatat 46 juta penumpang dalam enam bulan pertama tahun 2025, naik 2,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ini termasuk 22,5 juta penumpang selama periode April hingga akhir Juni, yang meningkat 3,1 persen.
Sistem AI akan mampu menganalisis barang dan material di dalam bagasi pada tingkat molekuler, membantu mempercepat pengambilan keputusan yang akurat untuk menganalisis apakah bagasi tersebut aman untuk diterbangkan. Ke depannya, langkah akan menghasilkan proses keamanan yang lebih tangguh dan jauh lebih cepat.
“AI yang membuat keputusan itu, saya pikir, akan lebih cepat, lebih andal, dan, tentu saja, tidak perlu berlibur atau beristirahat,” ujar Paul.
Meskipun uji coba saat ini sedang berlangsung, jadwal pasti untuk peluncuran penuh aturan dan teknologi baru ini bergantung pada keberhasilan penyelesaian uji coba dan jadwal pengiriman mesin terbaru. Dan CEO mengonfirmasi jika uji coba sejauh ini berhasil.