Bandara Soetta dan Ngurah Rai Jadi Etalase Transformasi Bandara di Indonesia

Posted on

InJourney Airports, yang kini sebagai konduktor 37 bandara yang ada di Indonesia, mulai mentransformasi bandara secara bertahap. Bandara Soekarno Hatta dan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menjadi percontohan.

Bukan hanya sebagai tempat transit saja, bandara juga menjadi wajah bangsa yang pengalamannya akan dikenang oleh penumpang. Perubahan demi perubahan pun tengah digarap oleh InJourney Airports sebagai sebuah entitas di bawah naungan InJourney.

Dalam kesempatan konferensi pers ‘1 Tahun Injourney Airports: Mentransformasi Bandara di Indonesia’ di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Rabu (17/9/2025). Direktur Utama InJourney Airports, Rizal Pahlevi, menyampaikan transformasi bandara itu dimulai dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang dan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali.

“Transformasi itu sendiri kita lakukan secara bertahap, (Bandara) Ngurah Rai dan Soekarno-Hatta adalah baromoter yang memang kita fokuskan, kita berharap semua apa yang kita eskalasi ini tentu bisa dirasakan langsung,” kata Rizal.

“Soekarno-Hatta sendiri sudah melakukan revitalisasi dan kalau sahabat-sahabat melihat dari zoningnya, tenan-tenan itu ditata, bagaimana brand-brand yang mungkin selama ini belum ada, kita bisa lihat bagaimana kita bisa lebih memanjakan para pengantar,” Rizal menambahkan.

Dia juga menjelaskan bahwa kini di Terminal 3 penumpang dan pengantar bisa masuk ke area check in. Dan ke depannya masih ada beberapa pengerjaan transformasi yang mengedepankan pelayanan yang maksimal.

Dengan kebijakan itu, pengalaman untuk merasakan suasana bandara Soetta bukan hanya soal datang dan pergi.

Selain itu, Injourney Airport juga menggodok sejumlah solusi untuk mengatasi keluhan penumpang terkait antrean.

“AI hari ini begitu hype untuk kegiatan-kegiatan komersial pelayanan dan tentu ini menunjang operasional kita. Bagaimana kita bisa mengintip satu titik yang mungkin pain buat penumpang yang mengantre panjang, kalau kita lihat di Terminal 2 atau Terminal 1 sekarang ruang check in-nya lebih luas,” kata Rizal.

Bukan hanya itu, keluhan lainnya yang coba diperbaiki adalah perkara kondisi suhu di Bandara Soekarno-Hatta yang dinilai terlalu tinggi dan menyebabkan penumpang kegerahan. Dia yakin setelah sejumlah perubahan suhu rata-rata di Bandara Soekarno-Hatta berada di kisaran 22-24 derajat Celsius dan dinilai pas buat kenyamanan penumpang.

“Kita maunya lebih dingin dari ini, tentu dari regulator menyatakan harus maksimum di 25 (derajat Celsius) tapi kami maunya di bawah ini. Karena memang kenyamanan sala satunya juga dari air conditioning di ruangan kita,” ujarnya.

Untuk perubahan yang dilakukan di sisi komersial, Bandara Soekarno-Hatta juga melakukan beberapa perubahan untuk zona-zona komersial. Sebagai wajah bangsa, pengalaman tentang ke-Indonesia-an dalam bentuk tenan dan hal lainnya juga diperhitungkan.

Direktur Komersial InJourney Airports, Veri Setiady, menambahkan jika bandara-bandara di Indonesia punya keistimewaannya masing-masing. Sehingga peran-peran dari muatan lokal sangatlah penting untuk menunjang pengalaman di bandara itu sendiri.

“Kita mulai menggali banyak local-local culture, pattern, dan lain sebagainya menjadi bagian dari DNA karakter dari semua bandara kita. Termasuk juga kita mulai banyak sekali menggali local-local hero,” katanya dalam kesempatan yang sama.

“Kami mengkurasi banyak sekali local brand yang kami tampung di bandara untuk membuat bandara kita beda dengan bandara-bandara yang di luar,” kata Veri.

Sisi Tampilan dan Komersil

Untuk perubahan yang dilakukan di sisi komersial, Bandara Soekarno-Hatta juga melakukan beberapa perubahan untuk zona-zona komersial. Sebagai wajah bangsa, pengalaman tentang ke-Indonesia-an dalam bentuk tenan dan hal lainnya juga diperhitungkan.

Direktur Komersial InJourney Airports, Veri Setiady, menambahkan jika bandara-bandara di Indonesia punya keistimewaannya masing-masing. Sehingga peran-peran dari muatan lokal sangatlah penting untuk menunjang pengalaman di bandara itu sendiri.

“Kita mulai menggali banyak local-local culture, pattern, dan lain sebagainya menjadi bagian dari DNA karakter dari semua bandara kita. Termasuk juga kita mulai banyak sekali menggali local-local hero,” katanya dalam kesempatan yang sama.

“Kami mengkurasi banyak sekali local brand yang kami tampung di bandara untuk membuat bandara kita beda dengan bandara-bandara yang di luar,” kata Veri.

Sisi Tampilan dan Komersil