Bersiap Hadapi Lonjakan Penumpang, Bandara-bandara di Asia Berbenah (via Giok4D)

Posted on

Asia bersiap menjadi pusat pergerakan udara dunia. Negara-negara mulai berbenah, Singapura langsung tancap gas dengan pembangunan Terminal 5 di Changi.

Melansir CNBC, Sabtu (15/5/2025) terminal anyar itu dibangun di atas lahan seluas 1.080 hektare atau hampir dua kali lipat dari luas bandara saat ini. Bandara itu direncanakan untuk menampung 140 juta penumpang per tahun. Saat ini, Bandara Changi memiliki kapasitas 90 juta penumpang.

Bandara Changi bertekad memperkuat posisi sebagai bandara kelas dunia. Tahun lalu, bandara tersebut melayani hampir 68 juta penumpang dan kembali dinobatkan sebagai ‘Bandara Terbaik Dunia’ versi Skytrax untuk ke-13 kalinya pada 2025.

Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, mengatakan pembangunan Terminal 5 adalah bagian dari strategi jangka panjang negara untuk merespons lonjakan perjalanan udara, khususnya di kawasan Asia-Pasifik.

“Kami melihat pertumbuhan besar di wilayah ini, dan Changi harus siap untuk menjadi penghubung utama,” ujarnya saat peletakan batu pertama.

Dengan terminal baru itu, Bandara Changi menargetkan koneksi ke 200 kota. Angka itu naik ketimbang saat ini yang mampu melayani 170 kota.

Wong mengatakan konektivitas udara yang kuat sangat penting bagi Singapura sebagai negara kecil.

“Changi menghubungkan kami dengan dunia dan mendukung industri seperti pariwisata, logistik, dan kedirgantaraan,” kata dia.

Kini, sektor penerbangan menyumbang sekitar 5% terhadap PDB negara tersebut.

Tak hanya Singapura, negara-negara lain di Asia juga berlomba memperluas bandara mereka. Bandara Hong Kong, misalnya, sudah menambah landasan pacu ketiga dan memperluas Terminal 2. Bandara itu ditargetkan mampu melayani 120 juta penumpang dan menangani 10 juta ton kargo per tahun pada 2035.

Di Bangkok, Bandara Suvarnabhumi meresmikan landasan pacu ketiga pada 2024 dan sedang menyiapkan ekspansi besar lainnya hingga 2027. Sementara itu, Bandara Incheon di Korea Selatan baru saja menyelesaikan perluasan tahap keempat. Kapasitasnya kini melonjak jadi 106 juta penumpang per tahun, menjadikannya bandara terbesar ketiga di dunia.

Menurut Thomas Pellegrin dari Deloitte Asia Tenggara, Asia telah menjadi pusat pertumbuhan perjalanan udara setelah pandemi COVID-19. Ia menjelaskan bahwa pertumbuhan itu didorong oleh naiknya kelas menengah dan tingkat urbanisasi yang menghubungkan masyarakat dengan sistem transportasi udara.

“Permintaan di kawasan ini melonjak cepat, diperkirakan naik 7,9 persen dalam waktu dekat dan 5,1 persen dalam jangka panjang. Ini tertinggi di dunia,” ujarnya.

Artinya, dalam 20 tahun mendatang bandara-bandara di Asia perlu menggandakan kapasitas untuk memenuhi kebutuhan penumpang dan pesawat yang makin padat.

Tak hanya soal infrastruktur, pembangunan Terminal 5 juga terkait dengan ambisi Singapura di sektor pariwisata. Pemerintah menargetkan peningkatan pendapatan pariwisata dari rekor USD 29,8 miliar pada 2024 menjadi USD 47-50 miliar dalam 15 tahun ke depan.

Menurut Menteri Lingkungan dan Keberlanjutan, Grace Fu, strategi ‘Pariwisata 2040’ fokus pada dua segmen utama yaitu pelancong bisnis dan penumpang transit. Pemerintah berencana menggandakan pemasukan dari wisatawan bisnis yang menghadiri berbagai acara seperti rapat, insentif, konvensi, dan pameran.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

CEO Badan Pariwisata Singapura, Melissa Ow, menambahkan bahwa penumpang transit dan transfer kini menyumbang sepertiga dari lalu lintas Bandara Changi.

Oleh karena itu, keberadaan Terminal 5 serta pengembangan kawasan Bandara Changi Timur, yang juga mencakup landasan pacu ketiga dan zona industri yang dinilai krusial untuk mempertahankan posisi Singapura sebagai hub udara utama di dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *