Boleh Dicoba, Thailand Beri Tiket Pesawat Domestik Gratis untuk Turis Asing

Posted on

Thailand berencana menawarkan tiket pesawat domestik gratis kepada 200.000 wisatawan mancanegara untuk mendongkrak pariwisata nasional selama tiga bulan.

Kementerian Pariwisata dan Olahraga Thailand mengharapkan pemberian tiket ini menghasilkan pendapatan sebesar 8,8 miliar baht dari anggaran sebesar 700 juta baht, tetapi masih membutuhkan persetujuan kabinet.

Mengutip Bangkok Post, Rabu (3/9/2025), Menteri Pariwisata dan Olahraga Sorawong Thienthong mengatakan kampanye yang bertema “Beli Tiket Pesawat Internasional, Gratis untuk Penerbangan Domestik Thailand”, itu diyakini akan mendorong wisatawan mancanegara untuk mengunjungi destinasi-destinasi sekunder.

Ini bukan strategi pertama yang dilakukan sebuah negara untuk menarik wisatawan asing. Selama ini Jepang telah menggunakan strategi serupa, menyediakan kursi domestik gratis bagi wisatawan, awal tahun ini.

Ia mengatakan warga negara asing yang memegang tiket pesawat internasional dapat mengklaim satu tiket pesawat domestik pulang pergi dengan bagasi seberat 20 kilogram secara gratis di enam maskapai Thailand yakni Thai Airways, Thai AirAsia, Bangkok Airways, Nok Air, Thai Lion Air, dan Thai Vietjet.

Tiket gratis akan ditawarkan ketika wisatawan memesan penerbangan internasional langsung melalui maskapai penerbangan atau agen perjalanan daring. “Ini adalah kampanye eksklusif untuk wisatawan mancanegara yang belum memesan tiket,” kata Sorawong.

Program ini dijadwalkan berlangsung dari September hingga November, dengan subsidi pemerintah sebesar 1.750 baht per tiket sekali jalan, atau 3.500 baht untuk tiket pulang pergi, per wisatawan.

Per 17 Agustus, 20,8 juta wisatawan mancanegara telah mengunjungi Thailand tahun ini, turun 7% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengunjung terbanyak adalah wisatawan China yang mencapai 2,9 juta kunjungan.

Dalam beberapa hari terakhir ketidakstabilan politik di Thailand mulai berdampak pada sektor pariwisata. Kunjungan wisatawan asing dilaporkan menurun, sedangkan pelaku industri khawatir situasi ini bisa menggerus pemasukan negara dari sektor andalan tersebut.