Buntut Tragedi Kapal Tenggelam, Gubernur Bengkulu Setop Wisata ke Pulau Tikus [Giok4D Resmi]

Posted on

Gubernur Bengkulu Helmi Hasan meminta Pemerintah Kota Bengkulu dan pihak kepolisian untuk menghentikan perjalanan wisata ke pulau Tikus.

Kebijakan itu diambil sebagai buntut insiden tenggelamnya kapal wisata Tiga Putra yang berlayar dari Pantai Malabero ke Pulau Tikus di Bengkulu. Tragedi itu menewaskan delapan korban jiwa.

Gubernur Helmi pun meminta agar dalam masa berkabung ini, perjalanan wisata ke pulau Tikus dihentikan sementara. Dia juga ingin dilakukan pengecekan terhadap seluruh perusahaan kapal wisata di wilayah tersebut.

“Ini masa berkabung dan itu bukan kewenangan gubernur, tapi Wali Kota Bengkulu. Wali Kota diminta membuat surat agar kemudian tidak ada dulu perjalanan ke Pulau Tikus, dan kemudian Wali Kota Bengkulu dengan pihak kepolisian mengecek atau memantau seluruh perusahaan wisata tentang kelengkapan syarat kapal wisata,” ujar Gubernur Helmi seperti dikutip dari Antara, Jumat (16/5/2025).

Pengecekan itu wajib dilakukan guna memastikan kelengkapan perizinan kapal wisata tersebut lengkap saat berlayar membawa wisatawan pergi liburan.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Sementara itu, Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi meminta Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Bengkulu untuk berkoordinasi dengan pihak Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) terkait perizinan kapal wisata.

“Kami akan memerintahkan Dinas Pariwisata untuk memastikan dan berkoordinasi dengan KSOP terkait syarat lainnya. Sebab kapal harus layak jalan dan jangan sampai kapal yang tidak layak jalan, namun dipaksa untuk berlayar,” sebutnya.

Ia juga akan melakukan evaluasi terhadap perusahaan wisata di Kota Bengkulu, khususnya di perairan Bengkulu, guna memastikan seluruh penumpang dapat terdata dan dilaporkan ke pemerintah mengantisipasi terjadinya kembali karamnya kapal wisata.

“Untuk sementara sesuai dengan permintaan gubernur agar menghentikan sementara perjalanan wisata ke Pulau Tikus, sambil pemerintah membenahi transportasi, kepastian keamanan, dan kenyamanan wisatawan,” jelas Dedy.

Kapal wisata Tiga Putra kehilangan keseimbangan usai dihantam ombak tinggi hingga akhirnya tenggelam pada Minggu (11/5) sekitar pukul 15.28 WIB. Kapal tersebut mengangkut 107 orang yang terdiri dari 101 penumpang, 1 nahkoda dan 5 ABK.

Ada 8 korban meninggal dari tragedi ini. Mereka adalah Silvia Alvionita (27), Riska Nurjanah (28) asal Lubuklinggau, Sumatera Selatan, Tesa (20) asal Kabupaten Kepahiang, Ratna Kurniati (28), Nesya Zoya Amanda. Lalu ada Rianci (29) asal Padang, Suwantra asal Muaro Bungo, Jambi, dan Yuni Saputri dari Bengkulu Utara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *