Bupati Lombok Timur Haerul Warisin buka suara soal video viral ketika dirinya mengusir boatman yang membawa turis asing untuk berselancar di Teluk Ekas.
Pengusiran itu dilakukan Bupati Iron, sapaan akrabnya pada Selasa (17/6/2025). Aksi pengusiran kapal tersebut tentu saja banyak menuai kritikan dari berbagai pihak.
Namun Bupati Iron malah menanggapi kritikan itu dengan santai. Dia menganggap banyaknya sorotan sebagai hal yang biasa ketika menerapkan kebijakan dan melakukan perubahan.
“Persoalan yang kami lakukan kemarin itu menjadi viral, itu biasa saja dan saya juga bukan Youtuber kok, jadi saya tidak mencari uang dari hal yang begini,” ujar Bupati Iron ketika ditemui wartawan di Pendopo Bupati, Rabu (18/6/2025).
Bupati Iron juga tak mau ambil pusing terhadap banyak komentar miring di media sosial (medos) mengenai tindakannya itu. Menurutnya, masing-masing orang memiliki persepsi yang berbeda dan siapa pun boleh berpendapat.
“Silakan siapa pun boleh beranggapan dan berpendapat, karena cara pandang masing-masing orang itu berbeda-beda,” ucap Iron.
Dia menjelaskan selama ini kawasan wisata di Teluk Ekas Buana Desa Jerowaru tidak pernah mendapatkan perhatian dari pemerintah. Ketika mengumpulkan para pelaku wisata di tempat tersebut, Bupati Iron mengaku banyak menerima keluhan dan masukan. Salah satunya mengenai anjloknya okupansi pengunjung yang menginap di tempat tersebut.
“Saya melihat dari sisi pajaknya di situ, dari tahun ke tahun selalu turun, sehingga saya kumpulkan semuanya untuk mengetahui permasalahan di sana. Ketika dikumpulkan mereka menyampaikan tamu yang biasanya menginap satu minggu sekarang ini mereka hanya menginap satu malam saja lalu kabur,” tutur Bupati Iron.
Menurut dia, selama ini alasan para turis yang menginap di hotel di Ekas Buana ingin merasakan langsung deburan ombak dan keindahan pantai di kawasan tersebut. Namun, banyaknya rombongan tamu dan orang-orang yang datang dari luar yang tidak menginap di sana membuat para turis tidak merasa nyaman.
“Kalau begini kondisinya, para tamu-tamu ini akan lebih memilih ikut yang banyak itu, sehingga mereka berpikir untuk apa kita menginap di Lombok Timur,” pungkas Iron.
Dia menegaskan tidak bermaksud untuk mengusir pelaku jasa wisata tersebut. Iron berdalih hanya menertibkan agar pelaku wisata dari luar Lombok Timur bisa berbagi dengan pelaku wisata lokal.
“Kami hanya ingin menertibkan tidak ada maksud untuk melakukan pelarangan. Jadi kami ingin tamu-tamu di sana diberikan keleluasaan jangan sampai ada intimidasi dan macam-macam, saling berbagilah,” kata Iron.
Dia mengaku ingin memberikan rasa aman dan nyaman bagi para tamu yang menginap sehingga ekonomi masyarakat dan para pelaku wisata di Ekas Buana meningkat.
“Hanya itu harapan kami, kalau para tamu sudah betah tinggal di situ, nantinya akan berdampak kepada peningkatan ekonomi bagi masyarakat sekitar, kami ingin membuat citra Lombok Timur ini adalah tempat yang aman dan nyaman bagi siapa pun,” tandas Iron.
——–
Artikel ini telah naik di