Indonesia dan Malaysia adalah saudara serumpun yang tak terpisahkan. Bahkan dalam hal pasar penumpang pesawat.
Maskapai nasional Malaysia Airlines mengakui bahwa Indonesia adalah pasar terpenting mereka. Untuk penerbangan Jakarta kapasitasnya selalu penuh sampai 80% di tahun 2024.
Datuk Captain Izham Ismail (65) Group Managing Director of MAG menjelaskan dalam wawancara eksklusif bahwa Malaysia Airlines terbang 49 kali dalam seminggu ke Jakarta. Tambahannya adalah penerbangan dari Surabaya, Pekanbaru dan Bali.
“Kontribusi pasar dari Indonesia adalah 20%. Dalam konteks itu, itu besar. Untuk seluruh jaringan global kami, Indonesia mewakili 6% penumpang dari ukuran pasar yang kami layani,” katanya pada Jumat (18/4).
Melihat ini, Capt Izham mengaku ingin memiliki pasar yang bertumbuh di Indonesia.
“Pertama dan terutama, strategi kami adalah meningkatkan frekuensi. Lebih banyak frekuensi ke Jakarta, Bali, Medan, Surabaya, dan lainnya,” ungkapnya sambil tersenyum.
Selain destinasi-destinasi tersebut, Malaysia Aviation Group (MAG) juga mengawasi destinasi-destinasi baru di Indonesia. Rute-rute baru sedang disiapkan karena banyaknya permintaan.
Saat membuka rute baru, MAG tak hanya memikirkan keuntungan, tapi juga memulihkan biaya variabel maskapai. Faktor lain seperti lingkungan yang berkelanjutan juga masuk dalam daftar perhitungan.
Oleh sebab itu, Malaysia Airlines lebih memfokuskan diri pada peningkatan frekuensi penerbangan. Salah satunya adalah penerbangan rute Jakarta yang frekuensinya naik sampai 7 kali.
“Surabaya, kami baru saja mengumumkannya. Kami akan naikkan frekuensi menjadi 10 kali,” tambahnya.
Setelah frekuensi meningkat, barulah maskapai ini akan menambahkan destinasi baru yang potensial. Saat ini sudah ada satu nama yang sedang dalam percobaan.
“Kami selalu mencari destinasi baru yang potensial. Kami bahkan mencoba Makassar untuk operasi tertentu,” lanjutnya.
Bali adalah jaringan arus internasional bagi Malaysia Airlines. Pasar domestik dari Malaysia bisa langsung dihubungkan ke banyak negara di ASEAN dan Asia Pasifik.
“Penumpang domestik Malaysia yang menuju Bali, juga kredibel. Tetapi persentase distribusinya, menurut saya, dari Malaysia yang masuk ke Indonesia sekitar 20-25%. Sisanya datang dari seluruh dunia,” pungkasnya.