Destinasi wisata Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), ditutup sementara akibat cuaca buruk. Kondisi itu mengakibatkan ruas jalan menuju jalur treking Wae Rebo tertutup material longsor.
Selain itu, salah satu jembatan menuju Wae Rebo, destinasi pariwisata budaya dan ekowisata dan telah diakui sebagai Warisan Budaya UNESCO pada tahun 2012, itu juga putus diterjang banjir.
“Wae Rebo ditutup sementara sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan. Tunggu cuaca membaik dan akses sudah diperbaiki,” kata Ketua Lembaga Pelestari Budaya Wae Rebo, Mikael Tonso, dikutip dari infobali Rabu (10/9/2025).
Mikael mengungkapkan bencana alam itu terjadi akibat hujan lebat di daerah tersebut dalam dua hari terakhir. Menurutnya, cuaca belum membaik hingga hari ini.
“Kondisi cuaca masih sangat buruk sampai saat ini,” ujarnya.
Dia menjelaskan longsor itu terjadi di jalan beraspal menuju pos 1 atau titik awal treking ke Wae Rebo. Adapun, jembatan Wae Beran di Desa Satar Ruwuk, Kecamatan Satarmese Barat, juga putus. Ada pula jalur lain menuju Wae Rebo, yakni Todo-Waerebo, yang turut terdampak cuaca buruk.
“Kabarnya beberapa jembatan jalur Todo juga sering air meluap. Jadi, harus antre berjam-jam kalau mau lewat, tunggu surut,” kata Mikael.
Seperti diketahui, Wae Rebo berada pada ketinggian 1.000 meter di atas laut (mdpl). Terdapat tujuh rumah adat yang menjadi ikon desa wisata tersebut, yakni Mbaru Niang yang berbentuk kerucut.
Tamu biasanya diterima secara adat, makan dan menginap di Mbaru Niang tersebut. Selain Mbaru Niang, Wae Rebo juga menawarkan bentang alam yang indah dan budayanya yang unik serta warganya yang ramah.
***
Selengkapnya klik di