Depok Baru Punya Alun-alun, Apa Karena Nggak Pernah Dijajah?

Posted on

Di banyak kota lain, alun-alun sudah ada sejak zaman kolonial sebagai warisan tata ruang. Tapi beda, baru sekarang punya alun-alun sendiri, dibangun dari nol, malah tak cuma satu.

Dua alun-alun di Depok itu adalah Alun-alun Timur (Altim) yang berada di Grand Depok City dan Alun-alun Barat (Albar) berada di Sawangan. Berjarak 17,7 km satu sama lain, dua alun-alun itu menjadi salah satu destinasi keluarga favorit warga Depok saat akhir pekan.

Altim baru dibuka 2020, sedangkan Altim lebih baru lagi 2024. Namun dua fasilitas publik ini bukan sekadar jadi, Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Taman Hutan Raya (Tahura) Kota Depok berhasil merawat alun-alun hingga berhasil menyabet penghargaan tingkat provinsi.

Lintang Yuniar Pratiwi, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Taman Hutan Raya (Tahura) Kota Depok mengakui bahwa alun-alun Depok memang baru seumur jagung. Tak seperti kota lain yang punya alun-alun sebagai jejak penjajahan.

Dari sejarahnya Depok memang sempat disebut-sebut tidak pernah dijajah Belanda, bahkan menjadi sebuah daerah otonom yang dipimpin oleh orang Belanda. Ini terlihat dari kawasan kota lama Depok yang memiliki banyak bangunan Belanda.

“Dikaitkan dengan fungsinya, alun-alun zaman dulu adalah area berkumpul masyarakat untuk memberikan aspirasi ke pimpinan,” katanya.

Sementara Depok dulunya menjadi bagian dari Bogor. Karena berada paling dekat dengan Jakarta, Depok akhirnya melepaskan diri dan menjadi kawasan satelit alias penunjang Jakarta.

Saat itu dana pemerintah kota masih seadanya, fasilitas belum siap, dan alun-alun seakan jadi mimpi belaka. Namun siapa sangka, kini Depok berkembang pesat sampai bisa mewujudkan dua fasilitas dalam waktu yang berdekatan.

Di mata Lintang, Altim dan Albar bukan sekadar tempat kumpul, tapi sebuah fasilitas penunjang kesejahteraan masyarakat. Itu mengapa, Altim dan Albar tidak dibuka 24 jam seperti alun-alun lain.

“Warga sekitar belum siap dibuka 24 jam, petugas juga belum. Karena itu harus sinkron dengan biaya perawatan,” jelasnya.

Mengingat sejarahnya, pembukaan Altim diwarnai dengan penjarahan. Jika dibuka 24 jam, maka harus ada kesiapan tingkat tinggi untuk mengantisipasinya kembali.

“Dari pertimbangan kerawanan sosial juga harus disiapkan, takutnya di sini malah jadi tempat pacaran atau zina,” katanya.

Wali Kota Depok Supian Suri, tidak tutup mata dengan hal ini. Pelan tapi pasti, dirinya mulai menyiapkan beberapa langkah untuk menyediakan fasilitas publik yang bisa digunakan sesuai waktunya.

“Iya, akan banyak kita berikan, bahkan insya Allah untuk di malam Sabtu dan Minggu, malam Sabtu dan malam Minggu kita akan jamnya bisa kita izinkan sampai malam,” jawabnya.

Altim dan Albar beroperasi mulai pukul 6 pagi sampai 6 sore. Supian masih memperjuangkan jam malam alun-alun bagi warga.

“Nanti Sabtu dan Minggu bisa sampai jam 10 malam. Sehingga masyarakat, anak-anak muda akan lebih merasakan. Hadirnya alun-alun buat kebutuhan berkreativitas, berolahraga atau menyalurkan bakat-bakat yang positif,” pungkasnya.