Tak henti membuat kejutan, Dubai kembali menghadirkan landmark baru yang bakal mencuri perhatian dunia. Kota futuristik di Uni Emirat Arab itu resmi meluncurkan Museum Seni Dubai (DUMA), yang digadang sebagai museum seni terapung pertama di dunia.
Proyek visioner tersebut dikembangkan oleh Al Futtaim Group dan dirancang oleh arsitek legendaris asal Jepang, Tadao Ando. Museum megah itu berdiri menawan di atas perairan Dubai Creek, menjadi simbol baru perpaduan antara seni, budaya, dan inovasi arsitektur.
Dikutip dari Gulf News, Senin (3/11/2025) peresmian DUMA dihadiri langsung oleh Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, Wakil Presiden dan Perdana Menteri Uni Emirat Arab sekaligus Penguasa Dubai.
“Budaya dan seni adalah jiwa sebuah kota dan lensa yang melaluinya kemajuannya terlihat. Keduanya mencerminkan visi dan kedalaman misi kemanusiaannya,” ujar Perdana Menteri UEA, Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum saat peresmian DUMA, (25/10)
“Museum Seni Dubai akan menjadi mercusuar baru bagi kota ini, memperkuat dunia seninya, dan semakin menegaskan status budaya globalnya,” katanya.
Berdiri megah di atas air, DUMA tak hanya menjadi rumah bagi karya seni, tapi juga karya seni itu sendiri. Desainnya mencerminkan filosofi khas Tadao Ando yang bermain dengan cahaya, ruang, dan ketenangan.
Arsitektur museum ini terinspirasi dari laut dan mutiara, simbol warisan dan semangat Dubai. Struktur melengkung membentuk cangkang yang menampung ruang pameran berbentuk lingkaran yang melambangkan kesatuan, penemuan, dan kesinambungan.
Di bagian tengah bangunan terdapat bukaan silinder besar yang memungkinkan cahaya alami menembus ruang pameran, menciptakan efek berkilau lembut seperti pantulan mutiara di bawah sinar matahari.
Museum setinggi lima lantai ini akan menampilkan galeri pameran fleksibel di lantai pertama dan kedua, restoran dan lounge VIP di lantai tiga, serta ruang acara dan fasilitas pendukung di lantai bawah.
Selain ruang pameran, DUMA juga akan menjadi pusat kegiatan budaya seperti diskusi seniman, program pendidikan, dan forum kreatif. Dengan konsep terapung yang menawan, pengunjung akan mendapatkan pengalaman multisensorik yang tak hanya memanjakan mata, tapi juga menyentuh jiwa.
Sheikh Mohammed menegaskan bahwa kehadiran museum ini merupakan langkah nyata Dubai dalam memperkuat posisinya sebagai pusat budaya dan kreativitas global.
“Dubai adalah rumah bagi berbagai komunitas dan industri kreatif dari seluruh dunia. Landmark budaya baru ini memperkuat tujuan strategis kami untuk memposisikan Dubai sebagai pusat seni global,” ucap Sheikh Mohammed.
Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam mewujudkan proyek visioner ini.
“Museum Seni Dubai menunjukkan kekuatan kemitraan publik-swasta untuk memunculkan ide-ide berani dan menciptakan landmark kelas dunia yang layak bagi Dubai. Kami berterima kasih kepada Al Futtaim atas kontribusinya terhadap ekosistem budaya kota ini,” tambahnya.
Bagi arsitek Tadao Ando, museum ini adalah perwujudan harmoni antara alam, air, dan jiwa manusia. Filosofinya terasa dalam setiap garis desain DUMA yang mencerminakn ketenangan, sederhana, namun penuh makna.
Wakil Ketua dan CEO Al Futtaim Group, Omar Al Futtaim,, menyebut proyek ini sebagai sebuah statement yang menegaskan keterbukaan Dubai terhadap kreativitas dunia.
“Kami bangga mempercayakan desain DUMA kepada Tadao Ando, yang arsitekturnya berbicara dalam bahasa cahaya, keheningan, dan jiwa. Di Dubai, visinya akan menjadi dialog yang tenteram antara manusia dan alam-sebuah mahakarya yang menggambarkan kecerdikan dan keanggunan abadi,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan komitmen grup terhadap keberlanjutan dan inklusivitas. “Kami ingin proyek ini menjadi simbol kemajuan yang menghormati lingkungan dan memperkaya kehidupan masyarakat,” lanjut Omar.






