Emirates membuat terobosan untuk mengurangi dampak turbulensi. Maskapai penerbangan yang berbasis di Dubai itu memanfaatkan kecerdasan buatan (A).
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Turbulensi seringkali sulit dihindari oleh pesawat karena tidak terdeteksi oleh radar cuaca di kokpit atau karena terlalu terlokalisasi sehingga tidak dapat dihitung oleh sebagian besar model cuaca. Celakanya, karena perubahan iklim, turbulensi semakin sering terjadi.
Dilansir dari euronews, Senin (10/11/2025) Asosiasi Transportasi Udara Internasional mengungkapkan turbulensi merupakan penyebab utama cedera non-fatal pada penumpang dan awak. Meskipun kematian dan cedera parah pada pesawat besar jarang terjadi, antara 2009-2021, sebanyak 146 penumpang dan awak mengalami luka serius dalam insiden turbulensi.
Tahun lalu, sebuah studi oleh ahli meteorologi di University of Reading di Inggris menemukan bahwa langit hingga 55 persen lebih bergelombang dibandingkan empat dekade lalu akibat perubahan iklim. Udara yang lebih hangat akibat emisi karbon dioksida mengubah arus udara dalam aliran jet, memperburuk apa yang dikenal sebagai turbulensi udara bersih di Atlantik Utara dan secara global.
Pada titik tertentu di atas Atlantik Utara, salah satu rute penerbangan tersibuk di dunia, total durasi tahunan turbulensi parah meningkat sebesar 55 persen antara 1979 hingga 2020.
Selain itu, studi baru ini menemukan bahwa rute penerbangan sibuk lainnya di Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah, dan Atlantik Selatan juga mengalami peningkatan turbulensi yang signifikan.
Merujuk studi itu, maskapai penerbangan mencari cara untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan penumpang. Termasuk Emirates.
Maskapai penerbangan terbesar di Timur Tengah itu memanfaatkan AI untuk meningkatkan kemampuannya memprediksi turbulensi dalam penerbangan.
Teknologi baru itu diyakini dapat menghasilkan ‘data real time‘ yang memberi sinyal kepada pilot mengenai area turbulensi di jalur penerbangan. Sistem itu menggunakan pembelajaran mesin, data turbulensi yang dikumpulkan secara massal, dan laporan pilot serta menyediakan visualisasi turbulensi langsung dan in-situ kepada kokpit.
Emirates mengklaim bahwa strategi baru ini telah menghasilkan pengurangan kejadian cuaca buruk yang tak terduga.
“Meskipun masih dalam tahap awal, kami sudah melihat validasi atas potensi manfaat yang dapat diberikan oleh sistem ini,” ujar Kapten Hassan Alhammadi, wakil presiden senior divisi operasi penerbangan Emirates.
Ia menambahkan bahwa meskipun maskapai tidak dapat menjamin penerbangan bebas turbulensi, teknologi ini telah berkontribusi pada pengurangan signifikan insiden turbulensi parah yang tak terduga selama setahun terakhir.






