Fadli Zon Resmikan Museum Gua Harimau, Situs Kuno Simpan Lukisan Dinding Purba

Posted on

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, meresmikan Museum Situs Gua Harimau di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatra Selatan. Dia menyebut langkah itu sebagai upaya Kementerian Kebudayaan dalam menguatkan posisi museum dan situs budaya sebagai etalase budaya Indonesia.

Peresmian Museum Situs Gua Harimau itu dilakukan pada Minggu (19/10/2025). Fadli mengatakan bahwa Situs Gua Harimau merupakan situs arkeologi yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia, sebab artefak-artefak yang ditemukan di area situs menunjukkan bahwa Situs Gua Harimau adalah bagian dari perjalanan peradaban di Ogan Komering Ulu.

“Di sini banyak temuan-temuan, baik fosil tulang manusia, ada 82 sejauh ini yang ditemukan, itu masih relatif di permukaan. Dan juga ada gambar-gambar lukisan di dinding gua purba, atau yang disebut sebagai cave painting atau rock art,” kata Fadli dalam keterangan pers, yang diterima infoTravel, Senin (20/10).

Fadli menyebut sejumlah temuan tersebut merupakan hasil dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) yang kini sudah bergabung dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dia beranggapan bahwa temuan-temuan tersebut merupakan bukti nyata kekayaan sejarah Indonesia.

“Penemuan di sini menjelaskan penghuni gua lebih tua dari komunitas Austro Melanesia. Selain itu, banyak ditemukan artefak logam tertua yang terdokumentasi, seperti kapak corong perunggu, temuan besi, batu, dan juga berbagai macam artefak lain,” kata Fadli.

Dia juga menjelaskan pentingnya melestarikan situs-situs prasejarah yang ada di Indonesia, termasuk Situs Gua Harimau. Dia pun mendorong peneliti dan arkeolog untuk melakukan penelitian sekaligus memanfaatkan teknologi mutakhir untuk meneliti temuan bersejarah.

“Mungkin nanti kita bisa lakukan sebuah ekspedisi, ekskavasi, termasuk juga pendalaman terhadap penelitian yang ada di gua ini, sehingga kita bisa mendapatkan informasi yang lebih utuh. Untuk Gua Harimau sendiri, kita perlu melakukan satu carbon dating (penanggalan radiokarbon) terhadap lukisan gua, sehingga kita tahu persis berapa usianya,” ujar dia.

“Museum yang sudah lama harus kita lakukan aktivasi. Kita bisa melakukan aktivitas-aktivitas di sini, seperti pameran kontemporer dan juga kegiatan-kegiatan lain,” kata dia.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Adhi Agus Oktaviana, di Ogan Komering Ulu, pada 2014 dan hasilnya dirilis dalam jurnal ilmiah, disebutkan bahwa dari penelitian Gua Harimau itu ditemukan 34 motif lukisan di dinding gua yang berada di Desa Padang Bindu, Semidang Aji, Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan tersebut.

Diduga kuat, keberadaan lukisan-lukisan tersebut merupakan bagian dari ritual penguburan di gua tersebut. Dalam penelitian itu ditemukan 78 kerangka individu Homo sapiens.

Dalam kesimpulan penelitian itu disebutkan bahwa lukisan dinding Gua Harimau sebagian besar didominasi warna merah dengan motif duri ikan, motif lingkaran, motif kotak-kotak dan zig zag serta guratan-guratan tak beraturan yang sudah mulai pudar warnanya. Selain itu, gambar cadas semuanya berpola non-figuratif yang merupakan kekhasan gambar cadas di situs Gua Harimau.

Penelitian juga menemukan bahwa artefak dan sisa-sisa alami yang ditemukan di Situs Gua Harimau memiliki kaitan dengan 78 kuburan prasejarah yang tersebar di area tersebut, serta gambar-gambar yang ada di dinding gua.

Berdasarkan penanggalan, kuburan-kuburan itu berasal dari sekitar 3.000 tahun yang lalu. Diduga, dalam proses pemakamannya, masyarakat kala itu juga membuat gambar-gambar di dinding gua sebagai bagian dari upacara.

Temuan itu memperkaya pemahaman tentang persebaran seni cadas (lukisan dinding batu) di kawasan karst Indonesia.

Lukisan Dinding di Gua Macan


Dalam penelitian yang dilakukan oleh Adhi Agus Oktaviana, di Ogan Komering Ulu, pada 2014 dan hasilnya dirilis dalam jurnal ilmiah, disebutkan bahwa dari penelitian Gua Harimau itu ditemukan 34 motif lukisan di dinding gua yang berada di Desa Padang Bindu, Semidang Aji, Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan tersebut.

Diduga kuat, keberadaan lukisan-lukisan tersebut merupakan bagian dari ritual penguburan di gua tersebut. Dalam penelitian itu ditemukan 78 kerangka individu Homo sapiens.

Dalam kesimpulan penelitian itu disebutkan bahwa lukisan dinding Gua Harimau sebagian besar didominasi warna merah dengan motif duri ikan, motif lingkaran, motif kotak-kotak dan zig zag serta guratan-guratan tak beraturan yang sudah mulai pudar warnanya. Selain itu, gambar cadas semuanya berpola non-figuratif yang merupakan kekhasan gambar cadas di situs Gua Harimau.

Penelitian juga menemukan bahwa artefak dan sisa-sisa alami yang ditemukan di Situs Gua Harimau memiliki kaitan dengan 78 kuburan prasejarah yang tersebar di area tersebut, serta gambar-gambar yang ada di dinding gua.

Berdasarkan penanggalan, kuburan-kuburan itu berasal dari sekitar 3.000 tahun yang lalu. Diduga, dalam proses pemakamannya, masyarakat kala itu juga membuat gambar-gambar di dinding gua sebagai bagian dari upacara.

Temuan itu memperkaya pemahaman tentang persebaran seni cadas (lukisan dinding batu) di kawasan karst Indonesia.

Lukisan Dinding di Gua Macan