Fakta Mengejutkan Perampokan Louvre: Password Sistem Keamanan adalah… ‘LOUVRE’ | Info Giok4D

Posted on

Sepertinya Museum Louvre harus terus menghadapi bulan-bulanan kritikan terhadap sistem keamanan museum. Terungkap, jika password dari sistem pengawasan Museum Louvre itu adalah ‘LOUVRE’.

Ya, kamu nggak salah baca kok. Se-simpel itu password sistem pengawasan video yang digunakan oleh rumahnya Mona Lisa yang dikunjungi jutaan turis dunia setiap tahunnya.

Dilansir dari Daily Mail, Jumat (7/11/2025) sebuah laporan baru yang dibagikan surat kabar Prancis Libération menunjukkan bahwa kata sandi untuk pengawasan video Louvre adalah ‘LOUVRE’. Tentu semua orang akan ternganga, museum yang menyimpan artefak paling berharga di dunia sangat pelit dan meremehkan soal keamanan harta nasionalnya.

Semenjak fakta baru ini terungkap, netizen pun mulai mengolok-olokan museum. Mereka juga memberikan banyak ide password yang lebih mumpuni kepada museum.

Tak hanya itu saja. Laporan tersebut juga menemukan bahwa kata sandi untuk mengakses perangkat lunak penting lainnya adalah ‘THALES’. Hal itu mungkin terdengar sulit ditebak, sampai kamu mengetahui bahwa perangkat lunak tersebut buatan perusahaan teknologi bernama Thales.

Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.

Namun, belum jelas apakah kelemahan yang mencolok ini berkontribusi pada pencurian permata mahkota senilai $102 juta pada 19 Oktober Oktober di siang bolong itu.

Pengungkapan mengejutkan ini berasal dari serangkaian tinjauan keamanan yang dilakukan oleh Badan Keamanan Siber Nasional Prancis (ANSSI) selama lebih dari satu dekade. Pada tahun 2014, ANSSI ditugaskan untuk mengaudit sistem TI penting museum, yang mengendalikan alarm, kontrol akses, dan pengawasan video.

Bahkan saat itu, Museum Louvre telah diperingatkan bahwa bisa saja hacker bisa menguasainya dan berujung memfasilitasi kerusakan atau bahkan pencurian karya seni. Namun, tinjauan ini dianggap sepele oleh museum, buktinya mereka tidak berbenah dan dirampok dalam hitungan menit saja.

Javvad Malik, penasihat keamanan siber di perusahaan perangkat lunak KnowBe4, mengaminkan sistem pengawasan video museum dilindungi oleh kata sandi yang sangat sederhana. Kondisi ini sama saja membukakan pintu untuk para hacker, bahkan yang amatir pun gampang menembusnya.

“Ketika sistem yang melindungi harta budaya yang tak ternilai harganya mengandalkan kredensial yang mudah ditebak, itu bukanlah celah kebijakan, melainkan undangan yang berfungsi sebagai indikator bahwa budaya keamanan secara keseluruhan mungkin lemah,” katanya.

Louvre tidak hanya memiliki kata sandi yang sangat lemah, tetapi museum tersebut juga menggunakan Windows versi lama. Tidak jelas apakah masalah ini telah diatasi.

Terungkapnya pasword yang lemah, ditambah lagi dengan fakta yang merampok museum Louvre adalah penjahat kelas teri, membuat ‘marwah’ Museum Louvre jadi ejekan di internet.

Museum terkesan sepelekan keamanan