Jutaan ubur-ubur tampak memenuhi area perairan Pelabuhan Mayangan dan Pelabuhan Tanjung Tembaga di Problinggo, Jawa Timur. Tidak hanya sehari-dua hari, tetapi sampai lima hari.
Pantauan infoJatim, jutaan ubur-ubur itu menguasai permukaan laut di pesisir pelabuhan pada siang hingga sore hari pada Jumat (16/5/2025). Jenis ubur-ubur yang muncul beragam dengan warna dominan putih, disusul warna biru dan bercak-bercak kecoklatan.
Munculnya koloni hewan laut lunak itu adalah kejadian tahunan yang dipicu tingginya curah hujan yang mengguyur kawasan utara Probolinggo di malam hari. Suhu air laut menjadi hangat sejak pagi hingga sore hari. Kondisi serupa itu memang disukai ubur-ubur.
Keberadaan ubur-ubur ini meski tidak sepenuhnya mengganggu tetapi berdampak pada aktivitas warga, terutama nelayan dan memancing. Rosi, salah satu pemancing yang rutin datang ke lokasi.
“Yang berdampak saat memancing, ikan jadi takut ke ubur-ubur. Ini belum dapat ikan, biasanya jam segini sudah dapat ikan. Karena ada ubur-ubur jadi belum dapat,” kata Rosi.
Tak hanya pemancing, para pengunjung lain ikut turut terdampak. Siti Nurbaya, warga Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo yang berencana berenang di sekitar Pelabuhan Mayangan terpaksa membatalkan niatnya.
“Rencananya mau mandi bersama keluarga dan berenang. Karena banyak ubur-ubur akhirnya nggak jadi. Duduk saja di tepi pantai, takut banyak ubur-ubur nanti gatal,” kata Nurbaya.
Sementara itu, saat infojatim menyambangi pantai itu pada Senin (13/5), warga tetap asyik berenang kendati ubur-ubur sudah muncul cukup banyak.
Salah satu warga, Nanik Ismiati, tak takut karena kemunculan ubur-ubur merupakan hal yang lumrah. Air hangat laut juga diyakini warga sebagai terapi kesehatan.
“Kebetulan saya orang sini atau disebut orang pesisir, kami meyakini mandi di laut ini sebagai terapi biar sehat. Meskipun banyak ubur-ubur muncul, ya itu sudah biasa dan kami tetap menikmati,” kata Nanik.
Pernyataan senada disampaikan pengunjung Pantai Pelabuhan Mayangan lainnya, Izam Rahardian. Menurut dia, meskipun diketahui banyak ubur-ubur, tapi ia menyebut yang muncul tidak berbahaya sehingga tidak perlu ditakuti.
“Tadi sudah saya pegang, dan memang tidak merasa gatal hanya kenyal saja, jadi tidak perlu ditakuti. Malah berenangnya makin asyik karena ditemani ubur-ubur. Biasanya sepulang sekolah atau libur sekolah pasti ke sini,” kata Izam.
Meski sebagian besar ubur-ubur yang muncul tidak berbahaya, beberapa jenis tertentu terutama yang berbintik hitam, bisa menyebabkan rasa gatal hingga infeksi kulit. Terutama bagi warga yang mempunyai kulit sensitif.
Petugas pelabuhan dan pengelola kawasan wisata mengimbau masyarakat untuk selalu berhati-hati, menghindari kontak langsung dengan ubur-ubur, dan tidak melakukan aktivitas berenang di area yang dipenuhi hewan laut tak bertulang belakang ini.
***
Artikel ini sudah lebih dulu tayang di infojatim. Selengkapnya klik di dan di.