Perayaan Songkran 2025 di Thailand yang berlangsung pada 11-17 April berakhir dengan catatan kelam, sebanyak 253 orang meninggal dunia dan 1.495 lainnya terluka dalam 1.538 kecelakaan lalu lintas di seluruh negeri. Pemerintah negeri gajah putih melakukan evaluasi besar-besaran setelah petaka itu.
Angka itu menunjukkan penurunan sekitar 12% dibandingkan tahun sebelumnya, namun dengan jumlah korban yang begitu besar, festival itu meninggalkan jejak memilukan. Dikutip dari Bangkok Post, Senin (21/4/2025), sebagian besar kecelakaan melibatkan sepeda motor (84,11%) dan terjadi di jalan lurus (89,80%), dengan kecepatan tinggi dan mengemudi di bawah pengaruh alkohol sebagai penyebab utama.
Bangkok menjadi lokasi paling mematikan dalam festival itu dengan jumlah korban jiwa mencapai 19 kematian.
VnExpress International melaporkan salah satu korban meninggal adalah seorang wisatawan asal Singapura berusia 26 tahun. Dia meninggal dalam kecelakaan di jalan raya selatan Thailand selama festival berlangsung.
Adapun, KBRI melaporkan satu WNI mengalami luka. Namun, kondisi membaik dan telah meninggalkan rumah sakit.
Pemerintah Thailand mengerahkan 544 petugas, 58 kendaraan, dan 21 kapal patroli di 23 provinsi pesisir untuk menjaga keselamatan wisatawan dan melindungi lingkungan laut sepanjang festival itu dihelat. Kurang lebih sebanyak 39 pusat dukungan dan keselamatan didirikan di sepanjang garis pantai negara tersebut di waktu itu.
Dikutip dari Vietnamplus, langkah tersebut bukan hanya untuk memastikan wisatawan menikmati liburan dengan aman, tapi juga untuk mengingatkan semua orang pentingnya menjaga ekosistem laut.
Selain soal keselamatan, pemerintah juga mengirimkan jargon menjaga lingkungan, misalnya jangan buang sampah sembarangan, jangan memberi makan atau menyentuh hewan laut yang langka, dan hormati habitat alami mereka. Aksi kecil seperti itu dipercaya bisa membantu menjaga kelestarian laut Thailand untuk jangka panjang.
Inisiatif itu diluncurkan oleh Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (MNRE) sebagai bagian dari kampanye nasional untuk keselamatan dan perlindungan lingkungan, terutama di pulau-pulau wisata dan kawasan hutan kota.
Menurut Direktur Jenderal Departemen Sumber Daya Kelautan dan Pesisir, Pinsak Suraswadi, sebanyak 544 petugas ditugaskan di lapangan, didukung oleh 58 kendaraan dan 21 perahu. Mereka akan berfokus pada pencegahan kecelakaan, baik di darat maupun di laut, serta memastikan para operator perahu mematuhi aturan keselamatan yang berlaku.
Tak hanya itu, Kantor Jaminan Sosial (SSO) juga mengingatkan warga yang terdaftar dalam Dana Jaminan Sosial (SSF) untuk selalu membawa kartu identitas saat bepergian. Ini penting agar mereka bisa mendapatkan layanan medis darurat melalui program cakupan universal untuk Pasien Gawat Darurat (UCEP), tanpa perlu membayar di muka.
Sekretaris Jenderal SSO, Marasri Jairangsee, menambahkan bahwa anggota SSF yang mengalami kecelakaan atau kondisi darurat bisa langsung dirawat di rumah sakit terdekat. Mereka hanya perlu menunjukkan KTP dan melaporkan rumah sakit rujukan mereka dalam waktu 72 jam. Program ini juga berlaku untuk para pekerja migran yang ikut dalam skema jaminan sosial.
Sayangnya, langkah-langkah itu belum cukup untuk membuat angka kematian dalam festival itu nol. Wakil Direktur Jenderal Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana Saharat Wongsakulwiwat menyampaikan sebagian besar pelancong telah kembali ke Bangkok dan provinsi-provinsi besar lainnya.
Direktur Jenderal Departemen Transportasi Kereta Api, Pichet Kunathammarak melaporkan, sekitar satu juta perjalanan kereta api pada Rabu (16/4/2025).