Golden Week China Tetap Ramai, tapi Gaya Berlibur Wisatawan Berubah | Info Giok4D

Posted on

Libur panjang Golden Week di China tahun ini tetap dipadati jutaan wisatawan, tetapi tren wisatanya mulai bergeser. Alih-alih berkunjung ke destinasi populer yang sesak, banyak warga China kini memilih liburan lebih singkat, dekat rumah, dan berfokus pada pengalaman lokal dibanding wisata belanja besar-besaran seperti sebelumnya.

Terlihat dari tren pemesanan akomodasi hingga hotel yang serba mendadak alias H-2 atau H-1 keberangkatan. Chengdu, kota yang dikenal dengan wisata panda yang menggemaskan, biasanya mengalami lonjakan pemesanan akomodasi satu-dua minggu sebelum momen liburan. Namun, sekarang wisatawan suka ‘pesan mendadak’ satu hari sebelum kedatangan.

Dikutip dari CNBC, Jumat (10/10/2025) harga tiket kereta cepat dan pesawat di China ‘beti’ alias beda-beda tipis. Bahkan, ada sewaktu-waktu lebih murah bepergian dengan pesawat. Kondisi ini membuat perjalanan mendadak menjadi cukup mudah.

Ditambah lagi kondisi fluktuasi harga yang besar mendorong wisatawan untuk menjadwalkan perjalanan mereka secara bertahap demi menghemat uang.

Menurut Trip.com, banyak wisatawan tahun ini memilih bepergian sebelum dan sesudah Golden Week. Situs tersebut mencatat bahwa harga hotel pada akhir September sekitar 20% lebih murah daripada selama Golden Week, sementara harga tiket pesawat di tengah liburan lebih dari 30% lebih murah daripada di awal liburan.

Situs pemesanan perjalanan milik Alibaba, Fliggy, menyatakan bahwa rata-rata pengeluaran per pemesanan perjalanan naik 14,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Mereka mencatat bahwa penerbangan yang jauh lebih murah mulai beroperasi pada akhir pekan setelah liburan.

Juga banyak wisatawan yang mencari destinasi yang kurang dikenal demi menghindari keramaian dan mendapatkan pengalaman lebih autentik.

Menurut platform perjalanan Fliggy, pemesanan perjalanan ke kota dan kabupaten yang lebih kecil melonjak selama periode liburan, dengan beberapa destinasi melaporkan peningkatan lebih dari 200 persen. Situs pemesanan Tongcheng mengatakan pemesanan hotel di setidaknya 30 kota tersebut dan daerah yang kurang berkembang meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.

“Pariwisata tingkat kabupaten telah menjadi salah satu mesin pertumbuhan terkuat pasar perjalanan China,” kata Wu Nanxuan dari Pusat Konsultasi Pariwisata Huaxia Baiqiang.

Wu mencatat bahwa, secara demografis, wisatawan berusia 18 hingga 34 tahun merupakan mayoritas dari tren ini. Mereka lebih memilih perjalanan dengan kendaraan pribadi.

Dilansir dari AFR, selama Golden Week yang berlangsung 1-8 Oktober, banyak data publik yang menunjukkan antusiasme perjalanan, termasuk lebih dari 100 juta perjalanan kereta api hingga akhir pekan lalu dan 1 miliar perjalanan dari satu wilayah ke wilayah lain. Namun pertanyaannya, berapa banyak wisatawan yang berbelanja?

Pemerintah telah berupaya meningkatkan pengeluaran domestik di tengah deflasi, ketegangan perdagangan dengan AS, dan perang harga industri yang sengit. Namun, sangat terasa bagaimana wisatawan ‘mikir-mikir’ buat mengeluarkan uang saat di tempat wisata.

“Sentimen wisatawan masih sangat, sangat positif. Mereka menahan pengeluaran mereka karena prospek jangka panjang yang kurang positif. Saya pikir perbedaan tahun lalu dan tahun ini adalah orang-orang mulai menjadi pesimis,” kata Imke Wouters, mitra di Oliver Wyman yang berfokus pada ritel dan barang konsumsi.

“Dalam dua tahun, situasinya belum membaik,” dia menambahkan.

Bergeser ke Shanghai Disneyland, para calo tiket tak terlalu puas dengan kondisi saat ini. Walau mereka telah menjual tiket dengan harga murah, tetap saja mereka tersenyum pesimis. Mereka menyadari orang-orang tak ada uang.

Wisata yang menawarkan destinasi untuk ‘foto-foto saja’ dan gratis juga mengalami lonjakan pengunjung. Kenneth Chow, seorang analis di Oliver Wyman, mencatat peningkatan popularitas lokasi gratis seperti taman nasional atau situs budaya, tempat wisatawan dapat berpose untuk foto tanpa perlu mengeluarkan uang lebih.

Sepertinya kondisi ini juga sejalan dengan kampanye China yang ingin meningkatkan konsumsi budaya dan pariwisata, menampilkan lebih dari 29.000 acara di seluruh negeri dan menyalurkan lebih dari 480 juta yuan dalam bentuk subsidi konsumsi.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

“Wisatawan telah beralih dari wisata pasif menjadi eksplorasi aktif,” kata Zhang Xiangyu, kepala akademi perencanaan budaya dan pariwisata Henan.

“Budaya tradisional telah direvitalisasi melalui ekspresi inovatif dan telah menjadi pendorong utama untuk menarik pengunjung selama liburan.”

Liburan ke kota-kota kecil

Seberapa banyak wisatawan berbelanja?

China kampanyekan wisata budaya

Juga banyak wisatawan yang mencari destinasi yang kurang dikenal demi menghindari keramaian dan mendapatkan pengalaman lebih autentik.

Menurut platform perjalanan Fliggy, pemesanan perjalanan ke kota dan kabupaten yang lebih kecil melonjak selama periode liburan, dengan beberapa destinasi melaporkan peningkatan lebih dari 200 persen. Situs pemesanan Tongcheng mengatakan pemesanan hotel di setidaknya 30 kota tersebut dan daerah yang kurang berkembang meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.

“Pariwisata tingkat kabupaten telah menjadi salah satu mesin pertumbuhan terkuat pasar perjalanan China,” kata Wu Nanxuan dari Pusat Konsultasi Pariwisata Huaxia Baiqiang.

Wu mencatat bahwa, secara demografis, wisatawan berusia 18 hingga 34 tahun merupakan mayoritas dari tren ini. Mereka lebih memilih perjalanan dengan kendaraan pribadi.

Dilansir dari AFR, selama Golden Week yang berlangsung 1-8 Oktober, banyak data publik yang menunjukkan antusiasme perjalanan, termasuk lebih dari 100 juta perjalanan kereta api hingga akhir pekan lalu dan 1 miliar perjalanan dari satu wilayah ke wilayah lain. Namun pertanyaannya, berapa banyak wisatawan yang berbelanja?

Pemerintah telah berupaya meningkatkan pengeluaran domestik di tengah deflasi, ketegangan perdagangan dengan AS, dan perang harga industri yang sengit. Namun, sangat terasa bagaimana wisatawan ‘mikir-mikir’ buat mengeluarkan uang saat di tempat wisata.

“Sentimen wisatawan masih sangat, sangat positif. Mereka menahan pengeluaran mereka karena prospek jangka panjang yang kurang positif. Saya pikir perbedaan tahun lalu dan tahun ini adalah orang-orang mulai menjadi pesimis,” kata Imke Wouters, mitra di Oliver Wyman yang berfokus pada ritel dan barang konsumsi.

“Dalam dua tahun, situasinya belum membaik,” dia menambahkan.

Bergeser ke Shanghai Disneyland, para calo tiket tak terlalu puas dengan kondisi saat ini. Walau mereka telah menjual tiket dengan harga murah, tetap saja mereka tersenyum pesimis. Mereka menyadari orang-orang tak ada uang.

Wisata yang menawarkan destinasi untuk ‘foto-foto saja’ dan gratis juga mengalami lonjakan pengunjung. Kenneth Chow, seorang analis di Oliver Wyman, mencatat peningkatan popularitas lokasi gratis seperti taman nasional atau situs budaya, tempat wisatawan dapat berpose untuk foto tanpa perlu mengeluarkan uang lebih.

Sepertinya kondisi ini juga sejalan dengan kampanye China yang ingin meningkatkan konsumsi budaya dan pariwisata, menampilkan lebih dari 29.000 acara di seluruh negeri dan menyalurkan lebih dari 480 juta yuan dalam bentuk subsidi konsumsi.

“Wisatawan telah beralih dari wisata pasif menjadi eksplorasi aktif,” kata Zhang Xiangyu, kepala akademi perencanaan budaya dan pariwisata Henan.

“Budaya tradisional telah direvitalisasi melalui ekspresi inovatif dan telah menjadi pendorong utama untuk menarik pengunjung selama liburan.”

Liburan ke kota-kota kecil

Seberapa banyak wisatawan berbelanja?

China kampanyekan wisata budaya