Libur Natal 2025 dan tahun baru 2026 kian dekat. Kementerian Perhubungan membeberkan berbagai strategi pengaturan kendaraan saat libur nataru, termasuk di jalur wisata.
Strategi itu disiapkan untuk menjaga kelancaran arus lalu lintas, meningkatkan keselamatan pengguna jalan, serta memastikan mobilitas masyarakat tetap aman dan nyaman.
“Menghadapi peningkatan pergerakan masyarakat saat periode libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Kemenhub telah menyiapkan strategi utama guna antisipasi kepadatan lalu lintas,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Aan Suhanan dilansir Antara, Senin (17/11/2025).
Aan menekankan hal itu saat membuka Rapat Koordinasi Kesiapan Angkutan Natal 2205 dan Tahun Baru 2026 wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di Surakarta pada Minggu (16/5).
Aan menjelaskan sejumlah strategi yang disusun berdasarkan data dan hasil evaluasi penyelenggaraan angkutan Natal dan tahun baru sebelumnya.
Dia menuturkan salah satunya adalah penambahan kapasitas jalan. Dia menilai kapasitas jalan saat ini tidak bisa menampung kendaraan saat libur akhir tahun karena berkaca pada libur nataru sebelumnya ada peningkatan pergerakan masyarakat.
Salah satu strateginya adalah dengan menerapkan ganjil genap di ruas jalan menuju tempat wisata. Selain itu, diberlakukan one way, contra flow, atau ganjil genap terutama di jalur menuju tempat wisata sehingga volume kendaraan yang banyak masih bisa di atasi.
“Silakan para pemangku kepentingan yang ada di daerah ini berkoordinasi, supaya tidak terjadi lagi kemacetan di jalur-jalur wisata,” kata Aan.
Ia mengatakan berdasarkan evaluasi penyelenggaraan nataru sebelumnya, pembatasan operasional angkutan barang sumbu tiga ke atas juga bisa menjadi strategi guna menjamin kelancaran arus lalu lintas, terutama di ruas jalan tol.
“Demi kelancaran dan keselamatan dapat melakukan pembatasan angkutan sumbu tiga ke atas. Saat ini kami sudah membuat draf terkait aturan pembatasan angkutan barang sumbu tiga ke atas selama Natal 2025 dan tahun baru 2026,” kata Aan.
Kemenhub juga menyiapkan strategi delaying system, yakni rekayasa lalu lintas dengan sengaja memperlambat dan memutar arus kendaraan untuk menghindari kemacetan total (stuck) di suatu titik yang rawan kepadatan.
“Strategi ini perlu pengkajian yang cermat, sehingga delaying system ini tidak hanya memindahkan kemacetan ke titik yang lain,” kata Aan.
Selain masalah arus lalu lintas, libur Natal dan tahun baru kali ini juga bertepatan dengan puncak musim hujan sebagaimana yang telah diprediksi BMKG, sehingga berpotensi menghadapi cuaca ekstrem.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Aan pun menekankan pentingnya antisipasi terhadap hujan lebat yang dapat menimbulkan kerawanan bencana di Jawa Tengah seperti longsor atau banjir.
“Kita berharap tidak akan terjadi longsor, tapi tetap perlu kita siapkan mitigasinya, dengan membangun posko terpadu, siapkan alat berat, dan lain sebagainya di titik-titik rawan,” ujar dia.
Dia berharap berbagai strategi yang telah disiapkan dapat berjalan dengan baik dengan kerja sama antar semua pemangku kepentingan. Dia menegaskan kolaborasi dan sinergi menjadi salah satu kunci dalam menjalankan strategi penyelenggaraan angkutan Natal dan tahun baru.
“Kunci sukses yang selanjutnya adalah menerapkan K3I atau Kendali, Koordinasi, Komunikasi dan Informasi. Jadi kita bisa bangun posko bersama, lalu integrasikan data dari aplikasi tiap-tiap stakeholder sehingga penanganannya bisa cepat,” kata Aan.






