Berbagai kalangan merespons ajakan warganet melalui media sosial untuk patungan beli hutan setelah banjir dan longsor Sumatera. Anggota Komisi IV DPR sekaligus Ketua DPP PKB Daniel Johan menilai seruan itu sebagai sebuah sindiran tajam biat pemerintah untuk pengelolaan hutan.
Banjir dan longsor di Aceh dan Sumatera diakibatkan oleh munculnya tropis siklon senyar dan deforestasi ugal-ugalan. Biasanya siklon senyar tidak sampai ke daratan, tetapi perubahan iklim dan hutan yang habis diyakini membuat siklon itu menyambar daratan Sumatera.
Kayu-kayu gelondongan yang hanyut membuktikan bahwa banjir yang datang akibat siklon senyar itu begitu dahsyat. Selain itu, kayu-kayu gelondongan dengan angka dan penanda khusus juga menjadi bukti bahwa begitu banyak kayu yang ditebang secara legal.
Seruan untuk melestarikan hutan pun datang dari berbagai pihak. Mulai dari organisasi non pemerintah, Pandawara Group, penyanyi Denny Caknan dan Vidi Aldiono, hingga podcaster Deny Sumargo.
“Ini sindiran tajam untuk pemerintah, meskipun secara ide menarik dan bentuk kepedulian bersama atas rusaknya hutan dan lingkungan. Ide patungan membeli hutan agar bisa mengatasi masalah deforestasi mencerminkan rasa kekecewaan yang dalam,” kata Daniel kepada wartawan, dikutip dari infoNews, Jumat (12/12/2025),
Daniel menilai ajakan itu sekaligus menjadi tamparan keras bagi penegak hukum yang lembek. Dia menilai hukum yang tumpul kepada pelaku penebangan hutan bikin masyarakat geram.
Legislator bidang pertanian, kehutanan, dan lingkungan itu menyebut rakyat juga menyadari bahwa kerusakan hutan berdampak buruk bagi mereka. Di saat bersama mereka juga memiliki andil dalam melestarikan sumber daya alam.
“Kondisi degradasi hutan kian tahun semakin habis dan menimbulkan bencana ekologis yang menelan korban dan harta benda. Sementara para pelaku tidak pernah bertanggung jawab atas ulahnya terhadap rusaknya hutan,” ujarnya.
“Ini bentuk tamparan buat pengambil kebijakan yang dengan mudah memberi izin konsensi tanpa pengawasan yang baik. Ide ini kalau berhasil akan menjadi terobosan baru menyelamatkan hutan dan dengan ‘patungan’ artinya hutan menjadi milik rakyat, bukan hutan milik negara semata,” kata Daniel.
“Rakyat punya andil dalam menjaga dan menyelamatkan hutan. Contoh baik seperti pendiri The North Face membeli Hutan di Chile dan Argentina yang seluas ± 2 juta untuk dipulihkan dan dijaga agar tidak di tebang (deforestation),” dia menambahkan.
Daniel mengingatkan semua pihak jika hutan adalah warisan untuk generasi selanjutnya. Daniel berharap kebijakan yang diambil oleh pemerintah lebih berpihak pada kelestarian alam.
“Saatnya semua bersatu padu, melihat, mengawasi kinerja pemerintah dalam mengelola hutan. Hutan yang rusak seperti saat ini warisan belasan-puluhan tahun lalu. Kita tidak ingin kembali merusak hutan yang tersisa, harus di jaga dan dilestarikan. Terima kasih kepada netizen yang peduli, mari bergerak bersama,” kata dia.
Respons Pemerintah soal Patungan Beli Hutan oleh Masyarakat
Pemerintah juga telah merespons seruan itu. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid menilai ajakan tersebut bagus, tapi hutan bukan untuk diperjualbelikan.
“Hutan kan nggak boleh dijualbelikan, hutan itu bukan komoditas yang bisa dijualbelikan,” kata Nusron di Hotel Mulia, Jakarta Selatan, Rabu (10/12).
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Dia mengatakan jika masyarakat ingin berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan, langkah yang benar adalah melalui penanaman kembali atau reboisasi.
“Kalau mau membangun hutan baru, reboisasi Itu dengan senang hati, memang kita harus gerakan masyarakat untuk itu, tapi kalau membeli hutan, hutan itu bukan komoditas yang bisa dijualbelikan,” kata dia.
Artikel itu menjadi terpopuler infoTravel kemarin. Di urutan kedua diikuti dengan Warung Nasi Mak Eyot di Bandung, Serasa Kembali ke Tahun 90-an kemudian di posisi ketiga Bonnie Blue, si Artis Porno Penuh Sensasi Itu Akhirnya Diusir dari Bali
kemudian, di peringkat keempat Kenapa Thailand dan Kamboja Saling Serang Hanya gegara Rebutan Kuil? dan melengkapi lima besar Keinginan KGPH Purbaya Ganti Nama Jadi Paku Buwono XIV Ditolak PN Solo.






