Ibu Kota Austria Runner-up Kota Paling Layak Huni, Apa sih Kurangnya?

Posted on

Ibu kota Austria, Wina, gagal mempertahankan peringkat pertama Kota Paling Layak Huni 2025 usai dilengserkan Kopenhagen, Denmark. Padahal, warga menilai kota ini begitu nyaman, semua serba pas.

Peringkat itu disusun oleh lembaga riset The Economist Intelligence Unit (EIU). EIU menempatkan kota-kota di seluruh dunia itu berdasarkan data yang menggambarkan seberapa nyaman dan aman kehidupan di setiap kota. Peringkat itu dibuat dengan merujuk Indeks kelayakan huni EIU (Economist Intelligence Unit) yang kota-kota di dunia berdasarkan lebih dari 30 indikator yang terbagi dalam lima kategori utama, yakni stabilitas, layanan kesehatan, budaya dan lingkungan, pendidikan, serta infrastruktur.

Selama bertahun-tahun, Wina menempati posisi teratas dalam Global Liveability Index. Secara mengejutkan, untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir, Wina tergeser dari posisi puncak.

Kopenhagen naik ke peringkat pertama berkat skor sempurna dalam aspek stabilitas, pendidikan, dan infrastruktur-tiga kombinasi yang sulit dikalahkan. Wina turun ke urutan kedua setelah diganggu ancaman bom yang menyebabkan pembatalan konser Taylor Swift pada 2024 dan rencana serangan terhadap sebuah stasiun kereta baru-baru ini.

Kendati ternoda dua peristiwa itu, namun skor layanan kesehatan yang sempurna masih menjadikannya unggul dibanding kota-kota lain. Selain itu, Wina juga mempertahankan skor sempurna dalam bidang pendidikan dan infrastruktur.

Semua poin itu menjadikan Wina sebagai sebuah kota yang tetap dipuji oleh warganya, baik yang sudah tinggal lama di sana atau pun pindahan dari negara lain.

“Saya asli New York dan pindah ke Wina sekitar empat tahun lalu karena gaya hidupnya. Sejauh ini tidak ada rencana untuk kembali,” kata Nataleigh O’Connell, konsultan komunikasi di UNIDO, dikutip dari BBC, Rabu (16/7/2025).

“Saya menemukan kualitas hidup yang saya harapkan di sini. Sebelumnya, saya mengira tidak mungkin mendapatkan kualitas itu di kota besar,” dia menambahkan.

Nataleigh menyebut keterjangkauan biaya hidup sebagai salah satu daya tarik utama Wina. Harga sewa di Wina tergolong sangat terjangkau. Sebagai gambaran apartemen satu kamar di pusat kota bisa didapatkan dengan harga kurang dari 850 euro atau sekitar Rp 16 juta per bulan. Dari sejumlah sumber, rata-rata pekerja di Wina menerima upah 3.900 euro atau Rp 7 juta per bulan.

Nataleigh juga mengatakan pembeda Wina dari kota lain adalah jaringan transportasi publik yang luas, bersih, dan murah, yakni hanya sekitar 1 euro per hari bagi penduduk kota.

“Ini kota yang menawarkan semuanya dalam kadar yang pas, baik itu restoran baru, pertunjukan kelas dunia, maupun pameran seni-tanpa pernah terasa melelahkan,” kata Nataleigh.

Untuk merasakan Wina seperti warga lokal, ia merekomendasikan mengunjungi heurigen, yakni kebun anggur lokal yang masih berada dalam batas kota.

“Jalur pendakian yang menghubungkan tempat-tempat ini menawarkan pemandangan kota yang sangat indah,” ujarnya.

Skor Pelayanan Kesehatan Masih Jos