Indonesia Dorong Pariwisata Berkelanjutan: Investasi Hijau dan Ekonomi Sirkular

Posted on

Indonesia tancap gas mendorong pariwisata berkelanjutan. Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyatakan ada dua kunci masa depan sektor pariwisata, bukan hanya untuk Indonesia, tapi juga kawasan Asia Timur, Pasifik, dan Asia Selatan. Apa itu?

“Investasi hijau punya potensi besar, bukan cuma melindungi alam dan budaya, tapi juga menggerakkan ekonomi jangka panjang,” kata Widiyanti di hari kedua Joint Commission Meeting untuk Komisi UN Tourism untuk Asia Timur dan Pasifik (CAP) dan Komisi UN Tourism untuk Asia Selatan (CSA) yang ke- 37 hari kedua di Jakarta, Rabu (16/4/2025).

Kini Asia Pasifik menjadi magnet investasi global. Berdasarkan laporan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) atau Konferensi PBB mengenai Perdagangan dan Pembangunan dan UN Tourism, kawasan Asia Pasifik menyumbang hampir setengah dari arus investasi asing langsung (FDI) dunia. Di sektor pariwisata, ada 642 proyek greenfield senilai USD 66,4 miliar dari 2018 hingga 2024.

Kunci kedua untuk mengembangkan pariwisata berkelanjutan adalah ekonomi sirkular. Widiyanti mengatakan sistem itu mendorong efisiensi dengan cara mengurangi sampah, memperkuat daur ulang, dan membuat rantai pasok pariwisata makin hijau.

“Investasi hijau menawarkan potensi besar untuk melindungi ekosistem dan warisan budaya kita, meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan memberikan manfaat masyarakat jangka panjang,” kata Widiyanti.

UN Tourism sepakat dengan pernyataan itu. Konferensi itu menjadi ajang bertukar ide dan praktik terbaik soal kebijakan sirkular, dengan target melahirkan kolaborasi nyata dan kebijakan yang bukan hanya ramah lingkungan, tapi juga menarik secara ekonomi.

Sebagai langkah konkret, Kemenparekraf bersama UN Tourism meluncurkan Tourism Doing Business: Investing in Indonesia atau pedoman investasi pariwisata pertama di Asia-Pasifik.

“Indonesia mempunyai banyak hal untuk ditawarkan. Potensinya besar, lokasi strategis, dan keragaman budaya menjadi nilai jual,” kata Sekjen UN Tourism Zurab Pololikashvili.

Direktur Eksekutif UN Tourism Natalia Bayona menambahkan bahwa dokumen itu tak cuma promosi, tapi panduan teknis lengkap bagi investor-dari fakta ekonomi, studi kasus, hingga uji tuntas proyek.

“Ini bukan brosur. Ini alat navigasi untuk membuka peluang konkret di Indonesia,” ujar Bayona.

Dengan modal kekayaan alam, budaya, dan sekarang pedoman investasi hijau, Indonesia bersiap jadi episentrum pariwisata masa depan-yang tak hanya menarik, tapi juga bertanggung jawab.

Ekonomi Sirkular Jadi Game Changer

Pedoman Investasi Resmi Diluncurkan