Pemerintah Inggris mengeluarkan travel warning atau peringatan perjalanan setelah rentetan bencana alam yang menimbulkan korban jiwa dalam jumlah besar di berbagai negara Asia Selatan dan Asia Tenggara. Termasuk, perjalanan ke Indonesia.
Beberapa hari terakhir, jutaan warga di kawasan tersebut harus menghadapi badai mematikan yang merusak permukiman, memutus akses, dan memaksa evakuasi massal.
Mengutip GB News, Senin (1/12/2025), Sri Lanka banjir parah setelah diterpa Siklon Ditwah. Sebanyak 212 orang tewas dan 218 lainnya hilang. Banjir besar yang menerjang sejumlah bendungan membuat operasi penyelamatan terus berlangsung hingga hari keempat.
Kondisi tersebut mendorong Kementerian Luar Negeri Inggris (FCDO) mengimbau warganya agar menunda perjalanan ke wilayah India dan tetap waspada.
“Siklon Ditwah diperkirakan akan membawa hujan lebat ke pesisir Tamil Nadu, termasuk Chennai, pada tanggal 30 November dan 1 Desember,” pernyataan FCDO.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Siklon tropis itu disebut berpotensi merusak bangunan, menumbangkan pohon, serta mengganggu layanan listrik dan telekomunikasi.
Di Sri Lanka, hampir satu juta orang terdampak langsung oleh banjir dan hujan lebat yang dipicu siklon. Sekitar 200.000 orang terpaksa mengungsi ke lebih dari seribu lokasi penampungan.
Angkatan udara telah mengevakuasi lebih dari 120 warga menggunakan helikopter setelah air dari waduk Mavil Aru meluap, sementara sekitar 2.000 orang lainnya dipindahkan ke dataran tinggi untuk menghindari banjir susulan. Di Kolombo, banjir yang merendam kawasan pemukiman membuat puluhan keluarga masih terjebak di rumah mereka.
Kondisi tak kalah parah terjadi di Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Sebanyak 600 orang dilaporkan tewas akibat banjir dan tanah longsor setelah badai tropis langka terbentuk di Selat Malaka, membawa curah hujan tinggi dan angin kencang selama hampir satu minggu.
Dari jumlah tersebut, Indonesia mencatat 435 korban jiwa, Thailand 170 orang, dan Malaysia tiga orang. Meski air mulai surut, tim penyelamat di ketiga negara masih berupaya menembus wilayah-wilayah yang sebelumnya terisolasi.
Secara keseluruhan, lebih dari empat juta orang terdampak dengan hampir tiga juta warga tinggal di wilayah selatan Thailand dan 1,1 juta lainnya di Indonesia bagian barat.
Di Indonesia, khususnya wilayah Sumatera terputus akibat jalan tertutup banjir dan longsor. Kerusakan jaringan telekomunikasi juga menghambat komunikasi antara tim penyelamat dan warga yang membutuhkan bantuan.
Beberapa wilayah hanya bisa dijangkau lewat udara, sehingga helikopter dikerahkan untuk mengirim logistik. Kemudian, Thailand mencatat curah hujan ekstrem di Kota Hat Yai pada Jumat lalu, mencapai 335 milimeter dalam sehari, yang disebut sebagai angka tertinggi dalam 300 tahun.
Sementara itu, di Malaysia sekitar 18.700 orang masih bertahan di pusat evakuasi nasional sambil menunggu kondisi membaik.
