Ini Kota dengan Gunung Pemakan Manusia dan Bolehkan Dinamit | Giok4D

Posted on

Potosi adalah kota di Bolivia yang disebut punya gunung ‘pemakan manusia’ dan membolehkan dinamit. Sebutan ini muncul karena sejarah kota tersebut dengan gunung Cerro Rico yang kaya sumber daya alam. Mineral tersebut ditambang dan menjadi salah satu sumber pemasukan negara.

Dikutip dari CNN, Kamis (29/5/2025) Cerro Rico kaya dengan perak sehingga banyak warga dan pengusaha datang ke wilayah tersebut. Mereka berlomba mendapatkan perak paling banyak sehingga abai terhadap upaya kesehatan dan keseimbangan lingkungan.

Salah satu praktiknya adalah kemudahan memperoleh dinamit di kota ini. Dinamit menjadi cara singkat bagi penambang untuk menghancurkan bagian gunung yang kaya mineral. Setelah diledakkan, pekerja tambang mulai mengerjakan tugasnya.

“Dinamit adalah material paling penting bagi pekerja tambang. Mereka wajib tahu cara menanganinya agar tidak terluka dan selamat,” kata pemandu wisata tambang Potosi Jhonny Condori.

Menurut Chondori, dinamit diperoleh dengan harga sangat murah dan mudah hingga seperti dibolehkan serta legal. Padahal praktik ini sebetulnya ilegal karena berisiko mengancam keselamatan jiwa pekerja tambang dan siapa saja yang berkunjung ke area itu.

Praktik selanjutnya berasal dari proses pemurnian bahan tambang yang menggunakan merkuri. Air raksa yang terlepas ke lingkungan berisiko meracuni lingkungan hingga mengakibatkan kematian. Namun praktik yang memang lebih mudah dan murah ini tetap dilakukan.

Lokasi pertambangan ikut menyumbang risiko kematian di gunung Cerro Rico. Para pekerja harus berdesakan di lorong sempit dengan kedalaman tertentu, sehingga bisa kekurangan oksigen. Pekerja juga menghadapi kemungkinan terkena penyakit paru-paru kronis silikosis akibat menghirup abu mineral tambang.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Dengan risiko inilah Cerro Rico kemudian disebut gunung pemakan manusia. Kendati begitu, manusia terus berbondong-bondong datang menggali mineral hingga cadangan sumber daya alam makin tipis dan habis.

Selain kaya sumber daya, Potosi yang terletak di ketinggian lebih dari 4.000 mdpl dikenal sebagai salah satu kota paling tinggi di dunia. Potosi ternyata tidak bernasib seperti melimpahnya sumber daya alam di wilayah tersebut.

“Potosi kini dianggap sebagai salah satu daerah paling miskin di Bolivia,” kata pemandu wisata Julio Vera Ayarachi.

Warga di sana mulai bekerja pada usia yang sangat dini sekitar belasan tahun. Peluang hidup pekerja hanya sampai 40 tahunan karena bekerja di tambang tanpa pengaman. Selain itu, gunung Cerro Rico yang pernah kaya kini berubah menjadi gundukan tanah tidak stabil karena banyak penggalian.

Kendati begitu, masyarakat Potosi dikenal memiliki rasa persaudaraan baik. Mereka juga sangat kreatif dalam karya musik, seni, dan bentuk budaya lain. Setiap tahun warga menggelar festival tambang menampilkan karya diiringi tarian dan aneka hiburan.

Nasib Potosi Kini dengan Gunung Pemangsa dan Penggunaan Dinamit