Jeju Vs Turis Nakal, Polisi Turun Tangan!

Posted on

Pulau Jeju menghadapi masalah serius terkait dengan lonjakan wisatawan hingga perlu penanganan kepolisian. Lebih dari 1,3 juta orang datang mengunjungi Pulau Jeju pada tahun 2024 untuk melihat laut biru, kebun teh, dan gunung berapi Halla-san.

Bahkan, penerbangan Seoul ke Jeju menjadi jalur tersibuk dunia menurut laporan Statistik Transportasi Udara Dunia 2024 dari Asosiasi Transportasi Udara Internasional. Pertumbuhan ini bagai dua sisi mata uang, mendatangkan berkat sekaligus kesulitan, seperti ditulis BBC.

Turis nakal yang tidak taat aturan makin banyak hingga Kepolisian Jeju panduan wisata berisi maklumat perilaku baik atau denda. Panduan ini dibuat berdasarkan keluhan penduduk setempat yang resah atas perlakuan buruk turis, misal buang sampah sembarangan dan membiarkan anak-anaknya buang air besar di jalan.

Panduan yang baru kali pertama dibuat ini akan dicetak dalam bahasa Mandarin, Inggris, dan Korea. Rencananya, panduan untuk turis akan diterbitkan selama puncak musim panas lalu diedarkan sebanyak 8 ribu eksemplar.

“Panduan ini bertujuan untuk mencegah kesalahpahaman akibat perbedaan bahasa dan budaya serta meningkatkan pemahaman wisatawan asing tentang budaya dan hukum Korea”, kata Kepala Kepolisian Jeju, Kim Su-young.

Dalam panduan tersebut, polisi mencantumkan pelanggaran ringan yang dapat dikenakan denda. Pelanggaran tersebut meliputi merokok di area terlarang, membuang sampah sembarangan, menyeberang jalan sembarangan, perilaku mabuk dan tidak tertib, kabur dari restoran tanpa membayar.

Contoh lain adalah buang air kecil atau besar di tempat umum, menggunakan KTP palsu, serta memasuki dan membobol rumah kosong tanpa izin. Pelanggar pertama kali akan diberi peringatan, tetapi pelanggar berulang dapat didenda hingga 200.000 won (Rp 2,3 juta), menurut salinan panduan yang dirilis oleh polisi.

Korea Selatan memang telah mengalami peningkatan pesat dalam pariwisata usai pandemi COVID-19. Pada tahun 2024, wisatawan asing menyumbang rekor 9,26 triliun won ke dalam perekonomian lokal. Hampir 70% dari pengunjung yang mengunjungi Jeju berasal dari Tiongkok.

Media setempat menyebutkan, Jeju telah menyambut tujuh juta pengunjung sepanjang tahun ini. Respon positif dunia pariwisata bisa berdampak buruk pada Jeju jika tidak diiringi tindakan tegas untuk para turis, seperti terjadi pada destinasi wisata dunia yang mengalami overtourisme.