Pasca himbauan pemerintah China yang melarang warganya untuk datang ke Jepang, industri wisata Jepang pun langsung terdampak. Agen perjalanan China pun menghentikan penjualan paket liburan ke Jepang.
Padahal turis China salah satu penyumbang kedatangan terbesar wisatawan asing ke Jepang. Memburuknya hubungan bilateral baru-baru ini dipicu oleh pernyataan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi tentang potensi respons Jepang terhadap kemungkinan situasi di Taiwan.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Dilansir dari Japan Today, Selasa (18/11/2025) beberapa hotel di Jepang mulai mengalami pembatalan. Serta dampak dari seruan tersebut juga menyebar ke industri hiburan, dengan penundaan perilisan film Jepang di China.
Sebuah agen perjalanan besar milik negara yang berbasis di Beijing mengatakan telah menghentikan tur pribadi dan grup ke Jepang mulai hari Minggu, dengan alasan situasi terkini yang dihadapi kedua negara. Agen tersebut juga telah menghentikan layanan aplikasi visa dan akan mengembalikan uang pelanggan yang telah membeli paket perjalanan ke Jepang tanpa biaya.
Serta, situs webnya tidak lagi menampilkan item terkait apa pun terkait Jepang. Sebuah perusahaan pariwisata swasta di ibu kota juga mengatakan telah berhenti menerima pelanggan baru untuk perjalanan ke Jepang.
Himbauan pemerintah China ini menimbulkan pro dan kontra juga di kalangan masyarakat China yang ingin bertandang ke Jepang. Walau pemerintah mengatakan Jepang tidak aman, beberapa orang menepisnya dan yakin Jepang aman-aman saja.
Banyak juga yang kesal dengan himbauan ini, yang membuat trip mereka yang telah dirancang jauh-jauh hari harus batal.
Beberapa pelaku pariwisata Jepang khawatir himbauan ini menyebabkan penurunan keuntungan, dengan beberapa hotel telah melaporkan pembatalan dari pelanggan China.
Imperial Hotel Ltd contohnya, mengatakan telah menerima pembatalan atau penundaan dari beberapa perusahaan Tiongkok yang telah memesan kamar atau pesta, tetapi belum melihat dampak dari reservasi individu.
“Dampaknya terbatas karena perincian pelanggan berdasarkan negara tersebar, meskipun kami akan terus memantau situasi dengan cermat,” kata seorang pejabat dari waralaba hotel tersebut.
Colowide Co, yang mengelola berbagai pub dan restoran bergaya Jepang, menyatakan keprihatinannya tentang perkembangan ini.
Dikutip dari Bangkok Post, analis penerbangan senior Li Hanming mengatakan sekitar 491.000 tiket pesawat ke Jepang telah dibatalkan. Itu setara dengan 32% dari total pemesanan maskapai China ke Jepang.
Li mengatakan tingkat penerbangan yang terdampak melonjak drastis, dengan rincian 82,14% pada penerbangan terdampak pada Minggu dan 75,6% pada Senin.
Jumlah pembatalan tiket pada Minggu mencapai 27 kali lebih banyak daripada pemesanan baru. Ini menunjukkan bahwa kekhawatiran soal keamanan menjadi faktor utama,” ujar Li.
Setelah imbauan perjalanan dikeluarkan Beijing pada Jumat, maskapai-maskapai China langsung menawarkan refund penuh dan perubahan jadwal gratis untuk penerbangan ke Jepang.






