Ajakan tidak biasa muncul di media sosial, patungan hutan. Ketua DPR RI Puan Maharani hingga penyanyi Denny Caknan merespons, juga pemerintah.
Gagasan itu muncul setelah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat luluh lantak oleh banjir dan longsor oleh Siklon Tropis Senyar yang tidak biasa muncul di kawasan khatulistiwa akhir November lalu. Sudah begitu daya rusaknya diperkuat dengan pembabatan hutan yang mengakibatkan hutan gundul dan kayu-kayu besar menghantam apa saja saat terbawa arus.
Warganet menyindir, jika pemerintah dan pelaku industri tak mampu menjaga hutan, mungkin masyarakat sendiri yang harus turun tangan–meski ajakan itu lebih bersifat simbolik ketimbang solusi nyata.
“Sudah ada open donasi buat patungan beli hutan belum? Patungan sedikit-sedikit bisalah saya,” kata salah satu warganet melalui Thread.
“Ngeliat donasi untuk Sumatra di Kitabisa tembus 8M, rasanya pergerakan rakyat ini nggak ada yang nggak mungkin kalau kita jalan bareng. Optimis banget kita bisa patungan bebasin lahan untuk konservasi hutan bareng-bareng,” kata yang lain.
Aktivis lingkungan Pandawara Group juga mengajak menggalang dana membeli hutan-hutan di Indonesia demi mencegah alih fungsi lahan. Pandawara memulai percakapan ini lewat unggahan berisi lamunan: bagaimana kalau masyarakat Indonesia patungan untuk membeli hutan-hutan agar tak dialihfungsikan? Mereka juga membagikan kondisi real hutan Indonesia dan sejumlah aturan soal batasan luas perkebunan sawit.
“Karena alih fungsi dan deforestasinya sudah berlebihan banget, guys. Gimana, guys? Apakah alih fungsi yang saat ini ada sudah sesuai dengan aturan di atas?” kata Pandawara.
“Kami pun akan melibatkan banyak pihak untuk merealisasikan ide ini, seperti para senior kami di dunia aktivis lingkungan atau pun tokoh-tokoh yang mengerti pemeliharaan dan pelestarian hutan,” kata Pandawara Group.
Ide itu direspons dengan dukungan luar biasa, terutama setelah publik melihat betapa parahnya deforestasi dan bencana yang terjadi belakangan, termasuk di Sumatera.
Salah satu respons paling mencolok datang dari penyanyi Denny Caknan. Tanpa banyak pikir panjang, ia langsung menyatakan siap menyumbang Rp 1 miliar untuk mewujudkan ide tersebut.
“Mungkin terlihat tidak mungkin. Terlihat ngawur. Tapi kalau dipikir-pikir masuk akal juga lamunannya,” tulis Denny.
“Walaupun aku nggak iso mikir cara belinya gimana, @pandawaragroup adalah simbol kepedulian kita terhadap lingkungan. Saya hanya seniman daerah yang sedikit membantu mimpi Pandawara dan untuk Indonesia,” kata dia lagi.
Tak hanya Denny Caknan, selebritas lain juga langsung ikut meramaikan lini komentar. Denny Sumargo, dengan gaya khasnya, langsung menyambar.
“1 miliar pertama gw,” tulisnya.
Vidi Aldiano pun tak mau ketinggalan. Singkat tapi penuh makna, “Ikut.”
Atta Halilintar ikut nimbrung dengan komentar yang sama, “Ikut.”
Konten kreator Ladislao Camara Carranza juga memberi respons antusias, begitu pula Rayi Putra RAN yang menuliskan, “Setuju,” menunjukkan ide ini benar-benar membuka mata banyak pihak.
Puan menanggapi ajakan patungan membeli hutan di media sosial usai bencana banjir melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat dengan mengatakan saat ini sebaiknya fokus menangani bencana tersebut.
“Ayo kita gotong royong, mengatasi bencana ini, dan ayo kita sama-sama membantu masyarakat yang terdampak,” kata Puan di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (5/12).
Wakil Ketua Komisi IV DPR, Alex Indra Lukman, menanggapi kemunculan gerakan patungan beli hutan di media sosial (medsos). Alex menilai ide tersebut bisa memicu pemerintah untuk evaluasi kebijakan.
“Setiap peristiwa akan memicu munculnya ide dalam rangka menemukan solusi. Ide-ide tersebut jadi landasan merumuskan kebijakan dan aksi, tetapi juga ada yang hanya sampai di pemikiran saja,” kata Alex kepada wartawan, Rabu (10/12).
“Ide untuk gotong royong beli hutan berangkat dari niat baik. Gerakan ini harusnya memicu pemerintah untuk evaluasi dan perbaiki kebijakan melindungi hutan sebagai sumber kehidupan,” kata dia lagi.
Menteri Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid merespons ajakan itu dengan memastikan kawasan hutan di Indonesia tidak bisa diperjualbelikan. Dia mengacu undang-undang.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
“Hutan kan enggak boleh dijual belikan, hutan itu bukan komoditas yang bisa dijualbelikan,” kata Nusron saat ditemui di Hotel Mulia, Rabu (10/12).
Namun, ia menilai inisiasi masyarakat itu baik karena terlihat kecintaannya terhadap hutan Indonesia. Hanya saja, apabila ingin berkontribusi terhadap lingkungan, maka ia mengajak untuk bisa memulai penanam kembali atau reboisasi.
“Kalau mau membangun hutan baru, reboisasi Itu dengan senang hati, memang kita harus gerakan masyarakat untuk itu. Tapi kalau membeli hutan, hutan itu bukan komoditas yang bisa dijual belikan,” ujar dia.
